Kader Posyandu menimbang anak balita untuk memantau tumbuh kembang anak terkait asupan gizi di Posyandu Bougenvile, Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2017). Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Kader Posyandu menimbang anak balita untuk memantau tumbuh kembang anak terkait asupan gizi di Posyandu Bougenvile, Ngawi, Jawa Timur, Sabtu (25/11/2017). Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto

Pertagas Siapkan CSR Rumah Antistunting

Wandi Yusuf • 05 Februari 2018 13:05
Bogor: PT Pertamina Gas (Pertagas), anak perusahaan PT Pertamina (Persero), menyiapkan program Rumah Antistunting di kawasan barat pulau Jawa. Pertagas ingin membantu pemerintah dalam upaya mengentaskan gizi buruk di Indonesia.
 
"Kami akan mencobanya di Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat," kata Manajer Public Relation (PR) dan Corporat Social Responsibility (CSR) Pertagas, Hatim Ilwan, pada Diskusi Energi and Mining Editor Society (E2S) bertema 'Outlook Industri dan Gas 2018' di Bogor, Jawa Barat, akhir pekan lalu.
 
Program Rumah Antistunting ini, kata Hatim, akan diintegrasikan dengan kegiatan sosial perusahaan yang selama ini sudah berjalan. Seperti, program Masyarakat Sekitar Jalur Pipa (Mas Japi) dan program Learning Center di Pesantren.

Program Mas Japi sudah memberdayakan 36 peternak domba sedangkan program Learning Center di Pesantren sudah memberdayakan santri untuk beternak ikan dengan metode aquaponik.
 
"Nantinya, domba dan ikan yang dihasilkan para peternak dan santri disalurkan ke Rumah Antistunting. Jadi, terintegrasi," kata Hatim.
 
Pertagas juga akan memberdayakan Persatuan Wanita Patra (PWP) untuk membantu mengembangkan program Rumah Antistunting. Pertagas pun terus berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) agar program CSR ini terintegrasi dengan program pemerintah.
 
Pada 2017 kegiatan CSR Pertagas telah menyerap dana Rp7,95 niliar. Untuk 2018, Pertagas mengalokasikan anggaran CSR Rp12,8 miliar. “Hingga 2017 seluruh biaya CSR Pertagas menggunakan anggaran CSR Pertamina,” katanya.
 
Baca: Efek Domino Stunting
 
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas mencatat Indonesia termasuk ke dalam 17 negara yang mengalami beban ganda permasalahan gizi. Catatan itu diambil dari Global Nutrition Report pada 2014. Tercatat sebanyak 9 juta anak Indonesia mengalami stunting (bercirikan tubuh pendek) dari 159 juta anak di dunia.
 
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan stunting menyebar di seluruh wilayah dan lintas kelompok pendapatan.
 
Pemerintah menargetkan mampu menurunkan prevalensi stunting dari status awal 32,9 persen menjadi 28 persen pada 2019.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(UWA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan