"Dengan mengelola Blok Rokan, kontribusi Pertamina terhadap produksi migas nasional akan melonjak hingga 60 persen. Pada 2018 kontribusi Pertamina baru 36 persen dan tahun depan 39 persen. Pasca 2021, Pertamina layak masuk jajaran world top oil company," kata dia dalam kultwitnya dikutip dari cuitannya di Twitter, Rabu, 1 Agustus 2018.
Hadi menambahkan tantangan Pertamina pasca-alih kelola blok itu adalah untuk menjaga tingkat produksi terutama agar kontribusi Blok Rokan bisa sebesar 26 persen dari total produksi migas nasional bisa tetap terjaga atau bahkan ditingkatkan.
"Kita yakin Pertamina mampu menjawab tantangan itu," jelas dia.
Tindakan pemerintah dalam mengakuisisi Blok Rokan sebagai bentuk dari usaha pemerintah untuk memberikan kemakmuran bagi rakyat karena pendapatan itu akan berkontribusi terhadap pembangunan nasional.
"Walhasil ketika banyak pihak meneriakkan nasionalisme dlm pengelolaan blok migas, Presiden @Jokowi melalui Jonan, Arcandra, dan Tim 22 berpikir dan bekerja keras melampaui itu, beyond nationalism, untuk kemakmuran rakyat," pungkas dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memperkirakan pemerintah akan mendapatkan penerimaan negara mencapai Rp825 triliun atau USD57 miliar dari operasional Blok Rokan di Riau yang akan dikelola oleh PT Pertamina (Persero) mulai 2021.
Pemerintah telah memutuskan pengelolaan blok migas terbesar di tanah air tersebut akan diambil alih oleh Pertamina untuk 20 tahun ke depan yakni hingga 2041 Blok Rokan saat ini dikelola oleg Chevron Pacific Indonesia sejak 1971 dan akan berakhir kontraknya di 2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News