Direktur Energi Baru dan Terbarukan Yenni Andayani mengatakan, receiving terminal di Cilacap akan mampu menyediakan volume gas sebesar 200 mmscfd-300 mmscfd (juta kaki kubik per hari) pada 2017. Adapun, nilai investasi dari proyek tersebut tergantung pada nilai floating storage regassification unit (FSRU).
"Tergantung FSRU sewa atau beli, kalau beli bisa sekitar USD400 juta-USD450 juta," ujar Yenni di Jakarta, Selasa (27/1/2015).
Sementara itu, dengan konsep land-base, receiving terminal untuk di Bojanegara akan mampu menghasilkan 1.000 mmsfcd-1.500 mmscfd. Yenni mengatakan pelaksanaan onstream untuk proyek ini akan dilakukan pada kuartal IV 2018.
Lebih lanjut, Yeni menuturkan untuk konsep land-base akan selesai pada 2017. Sementara ini, Pertamina akan menggunakan receiving terminal dengan konsep terapung.
Ketiga receiving terminal tersebut, lanjut Yenni, sebagian besar akan digunakan untuk kebutuhan pembangkit listrik PT Perusahaan Listrik Negara (persero).
Terkait kebutuhan LNG, pada 2015, jumlah volume gas yang akan disalurkan dari kilang LNG Tangguh, Papua Barat mencapai 28 kargo. Pada 2016, jumlah tersebut diproyeksikan meningkat menjadi 31 kargo. "Sebagian besar untuk PLN," tukas Yenni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News