Menteri ESDM Sudirman Said menegaskan ada dua alasan mendasar sehingga proyek 35 ribu mw tidak akan direvisi. "Listrik tidak ada revisi karena dua alasan," kata Sudirman, di kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (7/9/2015).
Sudirman mengungkapkan dua alasan yang mendasar adalah salah satunya rasio elektrifikasi di Indonesia masih dinilai sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Brunei, dan Malaysia.
"Sampai 1 Juni 2015 rasio elektrifikasi Indonesia baru mencapai 87 persen itu jauh dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Brunei, Malaysia yang sudah mencapai 90 persen," beber dia.
Oleh karena itu, proyek ini memang seharusnya diselesaikan dalam kurun waktu lima tahun. Sehingga terjadi pemerataan kelistrikan.
Menurutnya, listrik adalah penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Listrik pun dimisalkan seperti jendela pertumbuhan ekonomi. Karena itu kebutuhan akan listrik di Indonesia harus merata. Maka, program 35 ribu mw ini akan menghilangkan defisit listrik dibeberapa daerah.
Lebih lanjut, ia menyampaikan, 50 titik terluar Indonesia sudah terlistriki beberapa waktu lalu itu merupakan satu step yang telah diselesaikan sehingga juga dapat meminimalisir defisit listrik. Ia mengungkapkan, dirinya telah berkoordinasi dengan Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara untuk membangun jaringan IT di 50 wilayah terluar Indonesia.
"Jadi tidak ada alasan untuk merevisi target," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News