"Sawit memakmurkan masyarakat di barat Indonesia dan di timur bisa dikembangkan jagung dan tebu, tapi jangan hanya dilihat pengembangan untuk pangan saja," kata Darmin, seperti dikutip dari Antara, di Lombok Tengah, Sabtu, 11 Februari 2017.
Hal itu dikatakan Darmin di hadapan Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin, pada saat kunjungan kerja di Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Mandalika, di Kabupaten Lombok Tengah. Menurut Darmin, riset pengembangan biosolar dengan mencampurkan solar dengan hasil olahan kelapa sawit sudah dilakukan di kawasan barat Indonesia.
"Kita bayangkan itu dilakukan juga di wilayah timur Indonesia dengan memanfaatkan jagung dan tebu yang bisa menjadi bioetanol," ujarnya.
Pengembangan jagung, kata dia, selain untuk pangan dan pakan juga bisa menjadi bioetanol sehingga untuk jangka panjang tidak perlu tergantung pada energi tidak terbarukan. "Pengembangan jagung dan tebu bisa mengurangi impor. Di 2016, impor jagung memang berkurang, tapi kita malah impor gandum. Gula juga lebih besar lagi impornya," kata Darmin.
Potensi pengembangan jagung dan tebu, menurut dia, perlu dioptimalkan oleh pemerintah daerah di NTB. Oleh sebab itu, dia mengajak Amin membenahi dan mengoreksi hal-hal yang bisa dikelola.
"Warga Nusa Tenggara secara umum juga perlu benar-benar terlibat dalam dinamika ekonomi kita saat ini," tutup Darmin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News