Hal tersebut disampaikannya terkait molornya proyek 35 ribu megawatt (mw) PLTGU Jawa 1. Dia mengatakan, hingga saat ini masih belum ada komitmen pasokan LNG.
"Bank jelas tidak mau karena uncertainty-nya sangat tinggi," ujar Fahmy, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Kamis (5/1/2017).
Fahmy menegaskan, tidak adanya komitmen pasokan LNG membuktikan, bahwa keinginan PLN untuk memasok sumber energi justru menghambat proyek tersebut. Pasalnya, PLN memang tidak kompeten pada penyediaan LNG.
Baca: PLN Sudah Tentukan Pemenang Tender PLTGU Jawa 1
"Tetapi karena memang PLN tidak memiliki kemampuan, akibatnya seperti sekarang, malah terbengkalai. Dan harus diingat, bukan sekali ini saja PLN memundurkan jadwal kontrak," kata dia.
Menurut Fahmy, hal ini membuat nasib proyek yang dicanangkan Presiden Jokowi tersebut menjadi semakin tak menentu. Sebab, PLN ditegaskannya tidak akan bisa memenuhi target 35 ribu mw pada 2019.
Bahkan, kalau pun diundur hingga 2020, target itu pun sudah pasti tidak akan tercapai. “Itu sebabnya, PLN fokus saja pada pencapaian target 35 ribu MW. PLN tidak perlu memikirkan sisi bisnis terlebih jika ternyata mereka tidak kompeten,” kata dia.
Seperti diketahui, hingga saat ini PLN belum menyepakati kontrak perjanjian jual beli listrik PLTGU Jawa 1. Seharusnya, kontrak sudah harus disepakati pertengahan Desember 2016 atau 45 hari setelah pengumuman pemenang tender.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id