Sebab hampir tiga tahun terakhir tidak ada lagi kelanjutan dari pengembangan blok tersebut. Pascakeputusan Exxonmobil yang sebelumnya merupakan bagian dari konsorsium East Natuna bersama Pertamina dan PTT Exploration and Production Public Company Limited atau (PTT EP) memilih hengkang dan tidak melanjutkan kerja sama.
Tidak berapa lama, PTT juga memutuskan keluar dari konsorsium. Alhasil tersisa Pertamina yang kini menjadi andalan untuk mengelola blok yang ditaksir memiliki total cadangan gas sebesar 46 miliar kaki kubik (TCF) atau empat kali cadangan Blok Masela yang mencapai 10,7 TCF.
"Kita lagi siapkan, (partner) yang sedang kita cari," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif ditemui di kantor pusat BPK, Jakarta Pusat, Senin, 6 Januari 2020.
Plt Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan pengembangan terlebih dulu akan difokuskan pada lapangan minyak. Sebab untuk lapangan gas, salah satu tantangan berat dalam pengelolaan blok tersebut yakni adanya kandungan CO2 setinggi 70 persen. Teknologi pemisahan gas ini yang masih belum bisa dikembangkan di dalam negeri sehingga perlu mitra yang sudah berpengalaman untuk lakukan pemisahan CO2.
"Kan ada dua lapangan, satu gas satu minyak kan dan gas yang kandungan CO2nya 70 persen, itu nanti dulu dikembangkan ini yang minyak dulu," ujar Djoko.
Sementara itu, Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu mengatakan dalam waktu dekat akan dibahas mengenai mekanisme paling cepat dalam kembangkan East Natuna.
Jumlah cadangan East Natuna juga dinilai terlalu besar jika dikelola sendiri oleh Pertamina, karena itu Pertamina memang harus mencari mitra yang akan digarap secara terpisah-pisah.
"Walaupun kecil tetap kita akan cari mitra, bukan kecil tapi manageable size-nya. Yang jelas kemitraan yang punya kemampuan dari sisi teknologi, finansial dan sumber daya manusia," kata Dharmawan.
Dorongan untuk kembali kembangkan East Natuna terjadi setelah kondisi di perairan Natuna memanas lantaran masuknya kapal-kapal nelayan Tiongkok yang melakukan kegiatan di perairan Indonesia dalam beberapa hari terakhir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News