Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, IGN Wiratmaja Puja mengatakan arahan menteri untuk pengembangan blok Masela untuk dikerjakan secepat-cepatnya dan mengikuti arahan Presiden Joko Widodo untuk pembangunan fasilitas kilang LNG di darat.
"Ada arahan dari Pak Menteri, yaitu dipercepat apa saja yang bisa dipercepat. Misalnya proses-proses yang bisa tidak dilakukan, yang lama-lama dipercepat," kata Wirat di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (5/8/2016).
Wirat menyebutkan sebisa mungkin proses-proses yang dilakukan berjalan paralel, seperti urusan analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan proses pengerjaan Front End Engineering Design (FEED) bisa dilakukan secara bersamaan.
"Yang lama-lama dipercepat, proses-proses yang serial bisa dibuat paralel seperti AMDAL berbarengan dengan FEED," ungkap Wirat.
Sementara itu, lanjut Wirat dalam pertemuan tersebut pihak Inpex selalu meminta tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/IRR) dikisaran 15 persen. Kemudian, Inpex juga meminta beberapa insentif.
Namun, insentif-nsentif seperti apa yang diminta Inpex tidak dibahas mendetil hari ini. Kemungkinan minggu depan akan dilakukan pembahasan lagi. Menteri ESDM, Arcandra Tahar meminta setiap minggu Inpex melaporkan kemajuan terkait proyek ini.
"Inpex kan sebagai investor selalu minta kalau bisa IRR yang atraktif untuk mereka, di kisaran kira-kira 15 persen. Mereka minta beberapa insentif, nanti kita bahas minggu depan. Jadi minggu depan bergerak terus, tiap minggu tim ini laporan ke Pak Menteri," jelas Wirat.
Guru Besar ITB ini juga menambahkan, Final Investment Descision (FID) juga menjadi 2018. Target FID ini akan sama bila kilang LNG dilakukan di lepas pantai (offshore).
"Targetnya FID-nya 2018, jadi start FID sama persis dengan kalau offshore," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News