"Babak baru pemerintahan Jokowi-JK di bidang energi memastikan kita berani mulai mengurangi ketergantungan pada energi fosil. Masa depan energi terbarukan kini ada di tangan Jokowi," kata penulis buku "Solusi Jokowi" Michael Umbas, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin (6/7/2015).
Menurutnya, pemanfaatan energi baru terbarukan memang harus terus dioptimalkan. "Harus ada terobosan optimalisasi EBT dari sekarang. Kejayaan kita di era bonanza migas sudah berakhir. Sekarang pilihan rasional adalah energi baru dan terbarukan," jelasnya.
Dia mengemukakan, porsi pemanfaatan EBT di Indonesia sejauh ini masih terbilang kecil karena baru maksimum 12 persen. Padahal banyak negara sudah berhasil melepaskan ketergantungan dari energi fosil dan mulai beralih ke EBT.
"Kita semua tahu, Brasil mampu kembangkan bioetanol dari tebu hingga 35 persen konsumsi nasional, Denmark bahkan sudah berhasil capai 43 persen energi terbarukan. Tiongkok juga sudah mulai investasi besar-besaran pada energi matahari dan angin untuk listrik dengan target 300 Gigawatt," ujarnya.
Oleh karena itu, dia berharap Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan jajarannya dapat benar-benar mengimplementasikan pengembangan EBT. Apalagi, sudah adanya penerapan kebijakan mandatori 15 persen untuk bahan bakar nabati (BBN) pada 2015.
"Ini akan jadi ukuran sejauh mana pemerintah dan masyarakat siap untuk menuju peningkatan 20 persen dan seterusnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News