"Permen terkait biofuel sudah diselesaikan, tinggal ditandatangani, hanya menambah angkanya saja," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin, (16/3/2015).
Sudirman menjelaskan, peningkatan porsi biofuel ini akan berimpilkasi kepada pasar kelapa sawit di Indonesia.
"Market kelapa sawit akan bergairah karena 3,5 juta diserapkan ke biofuel. Mau tidak mau akan menumbuhkan demand baru," kata Sudirman.
Dia menambahkan, implikasi lainnya dari peningkatan biofuel berdampak pada penghematan devisa sekitar 15 persen atau sebesar Rp1,5 miliar-Rp1,6 miliar per tahun. Serta akan diganti dengan biofuel industri dalam negeri.
"Lalu porsi biofuel yang ditambah akan menumbuhkan demand baru untuk ekspor," tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Sudirman, pada 2023, energi baru dan terbarukan harus mencapai 23 persen. "Kita punya energi nasional. Pada 2023 bauran energi baru dan terbarukan harus mencapai 23 persen. Ini dilihat dari kebijakan pemerintah akan ke arah sana," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News