Ilustrasi: Antara/Saiful bahri
Ilustrasi: Antara/Saiful bahri

Konversi BBM ke BBG Harus Ditingkatkan

Dian Ihsan Siregar • 17 Maret 2015 02:57
medcom.id, Jakarta: Konversi bahan bakar minyak (BBM) menjadi bahan bakar gas (BBG) untuk kebutuhan rumah tangga telah berjalan sukses dalam enam tahun terakhir. Meski di tahap awal sempat muncul pro-kontra yang cukup hebat, terbukti BBG lebih murah dan aman.
 
Upaya pengalihan BBM ke BBG memang sudah jadi isu nasional dalam beberapa tahun terakhir. Tapi tak mudah diaplikasikan karena berbagai kendala di lapangan. Khususnya infrastruktur seperti stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang masih minim. Peran swasta pun dituntut lebih untuk sukseskan konversi minyak ke gas.
 
“Pemerintah mendukung program ini dan melakukan berbagai upaya. Tapi, akan jauh lebih cepat berkembangnya jika sektor swasta menjemput bola dengan berinvestasi di bidang ini,” ujar Ketua Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI) Robbi Sukardi dalam keterangan tertulisnya, Senin (16/3/2015).

Pada tataran global, konversi ke BBG telah berkembang ke level kendaraan bermotor, khususnya mobil pribadi hingga kendaraan berat. Di Indonesia, contoh nyata adalah pemanfaatan BBG oleh bus-bus TransJakarta maupun armada feeder.
 
Guna mempercepat konversi BBM menjadi BBG, sebuah hajatan besar bertajuk The 9th Natural Gas Vehicles & Infrastructure Indonesia Forum and Exhibition sengaja diadakan. Pertemuan komunitas gas alam terbesar tahun ini yang melibatkan berbagai perusahaan nasional maupun internasional.
 
Lebih dari 200 perusahaan beragam teknologi terkait industri dan bisnis BBG juga akan menyemarakan hajatan tersebut. Forum ini juga diwarnai dengan sejumlah diskusi yang menghadirkan para pembicara dari berbagai instansi terkait seperti Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, Kementerian Industri, KADIN, PT Pertamina, PGN, SKK Migas, hingga Hiswana Migas.
 
"Forum dan pameran selama tiga hari inilah tempatnya untuk mencermati segala hal seputar bisnis BBG dan prospeknya. Ini sekaligus kesempatan buat perusahaan yang sudah eksis untuk mempromosikan produk atau jasanya," Kata Robbi
 
Pargelaran ini sudah diadakan yang ke-9 Asosiasi Perusahaan Compressed Natural Gas Indonesia (APCNGI) selaku asosiasi perusahaan dan komunitas nasional di bidang gas. Pelaksanaannya didukung langsung oleh ANGVA (Asia Pacific Natural Gas Vehicles Association).
 
Fokus perhatian pada tahun ini adalah kendaraan angkut berat seperti truk dan bus. Dalam kaitan itu pula pihak asosiasi secara khusus mengundang operator bus berbasis BBG untuk memaparkan segala sesuatu tentang penggunaan BBG bagi armadanya, termasuk kemudahan dan tantangan yang dihadapi.
 
Efisiensi dan efektifitas operasional bus BBG diharapkan jadi inspirasi dan dorongan para pengusaha angkutan berat (heavy duty) lainnya. Seiring dengan itu infrastrukturnya tentu tetap harus diperbaiki, khususnya pembangunan SPBG baru di lokasi-lokasi strategis.
 
“Sangat ideal kalau semua truk dan bus mulai dikonversi ke BBG. Seiring waktu kendaraan-kendaraan kecil dan pribadi akan lebih mudah diarahkan memakai BBG,” ungkap dia.
 
Pada hari Jumat, 20 Maret 2015, lanjut dia, ada forum khusus pembahasan biogas sebagai bahan bakar alternatif yang sudah digunakan dalam berbagai wilayah di Indonesia. Sektor ini pun layak jadi perhatian khusus karena potensinya di masa mendatang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan