Ilustrasi. FOTO: AFP
Ilustrasi. FOTO: AFP

Wall Street Ambruk, Dow Jones Tergelincir 166,44 Poin

Antara • 18 September 2021 08:41
New York: Wall Street berakhir turun tajam dalam aksi jual luas pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB). Bursa saham AS mengakhiri seminggu yang diterpa data ekonomi kuat, kekhawatiran kenaikan pajak perusahaan, varian delta covid, dan kemungkinan perubahan dalam jadwal Federal Reserve AS untuk pengurangan pembelian aset.
 
Mengutip Antara, Sabtu, 18 September 2021, indeks Dow Jones Industrial Average terpangkas 166,44 poin atau 0,48 persen, menjadi 34.584,88. Indeks S&P 500 berkurang 40,76 poin atau 0,91 persen, menjadi 4.432,99. Indeks Komposit Nasdaq ditutup merosot 137,96 poin atau 0,91 persen, menjadi 15.043,97.
 
Sebanyak 10 dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan sektor material dan utilitas masing-masing turun 2,06 persen dan 1,59 persen, memimpin kerugian. Sementara itu, sektor perawatan kesehatan naik tipis 0,07 persen, merupakan satu-satunya kelompok yang memperoleh keuntungan.

Ketiga indeks utama saham AS melemah, dengan Indeks Nasdaq tertekan karena kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS membebani saham-saham pertumbuhan terkemuka di pasar. Mereka juga membukukan kerugian mingguan, dengan indeks S&P menderita penurunan dua minggu terbesar sejak Februari.
 
"Pasar sedang berjuang dengan prospek kebijakan fiskal yang lebih ketat karena kenaikan pajak, dan kebijakan moneter yang lebih ketat karena tapering Fed," kata Kepala Investasi Lenox Wealth Advisors David Carter, di New York.
 
"Pasar ekuitas juga sedikit lebih lemah karena data Sentimen Konsumen yang lemah hari ini. Ini memicu kekhawatiran bahwa varian Delta dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi," tambah Carter.
 
Potensi kenaikan pajak perusahaan dapat memakan pendapatan juga membebani pasar, ketika Demokrat terkemuka berusaha menaikkan tarif pajak tertinggi pada perusahaan menjadi 26,5 persen dari 21 persen saat ini.
 
Sementara sentimen konsumen stabil bulan ini tetap tertekan, menurut laporan University of Michigan, karena orang Amerika menunda pembelian sementara inflasi tetap tinggi.
 
Inflasi kemungkinan akan menjadi masalah utama minggu depan, ketika Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengadakan pertemuan kebijakan moneter dua hari. Pelaku pasar akan mengamati dengan cermat perubahan nuansa yang dapat menandakan pergeseran dalam jadwal pengurangan pembelian aset Fed.
 
"Sudah seminggu data ekonomi beragam dan kami fokus dengan jelas pada apa yang akan keluar dari pertemuan Fed minggu depan," kata Direktur Investasi Senior US Bank Wealth Management, Bill Northey, di Helena, Montana.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan