Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto, mengatakan saat ini pihaknya masih mengkaji lebih seluruh tawaran dari para investor yang ikut lelang, termasuk Rosneft.
"Sekarang kajian masih dilakukan, ada beberapa yang harus dikaji lagi. Kita akan lakukan pendalaman," kata Dwi, di Raja Ampat, Papua, Jumat, 29 April.
Dirinya menjelaskan, setidaknya ada lima hal yang menjadi bahan kajian Pertamina terhadap Rosneft, di antaranya yakni pertama kemampuan calon partner kerja sama dalam memasok minyak mentah (crude). Diketahui bahwa produksi minyak mentah Rosneft termasuk yang terbesar di dunia.
"Kedua kemampuan keuangan," ujar dia singkat.
Ketiga, kemampuan teknologi. Rosneft, kata Dwi, menawarkan teknologi yang telah mereka pakai di tempat lain. Jika itu diimplementasikan di Tuban, lanjut Dwi, maka akan mempercepat pengerjaan proyek, bahkan mungkin bisa hanya tujuh bulan.
Keempat, pengalaman Rosneft dalam membangun joint venture di negara lain. Serta pengalaman dalam mengelola kilang tentu menjadi yang dipertimbangkan.
"Jadi ada lima hal yang kita bandingkan," jelas dia.
Selain Rosneft, ada pula lima calon lain yang mengikuti lelang tender kerja sama membangun Kilang Tuban di antaranya, PTT GC Thailand, Saudi Aramco, Indoan Oil, Kuwait Petroleum Internasional, dan Sinopec.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News