Penandatanganan MoU dilakukan oleh Direktur Bisnis Regional Sumatera PLN Wiluyo Kusdwiharto dan Presiden Eksekutif Tenaga Nasional Berhad (TNB) Amir Hamzah Bin Azizan di kantor pusat TNB, Kuala Lumpur, Malaysia. MoU juga disaksikan oleh Chief Ventures Officer Dato’ Nor Azman Mufti, Chief Grid Officer Datuk Husaini Hussin, Chief Strategy & Regulatory Officer Datuk Fazlur Rahman Zainuddin, Head of Project Ventures Team En. Shaiful Bahri Hussain dan Setiausaha Syarikat TNB Norazni Md Isa.
PLN bersama TNB sepakat dalam untuk bekerja sama dan berkolaborasi dalam melaksanakan studi interkoneksi dengan ruang lingkup yang mencakup beberapa hal. Di antaranya tinjauan viabilitas proyek, pemilihan teknologi dan desain, pemilihan jadwal yang realistis, memodelkan skema bisnis, pendanaan, studi terkait isu legal dan peraturan, serta melakukan penilaian terhadap risiko terkait proyek.
“PLN menyambut minat baik TNB dalam pembelian daya energi listrik sebesar 600MW mulai tahun yang diharapkan terealisasi pada 2028," kata Wiluyo dalam keterangan resmi, Rabu, 25 September 2019.
Dalam kerja sama interkoneksi ini, kedepannya dimungkinkan juga adanya badan usaha bersama (joint venture corporation) yang ditunjuk oleh PLN bersama TNB sebagai pengembang dan atau pengendali proyek interkoneksi, serta pengelola aset tersebut, mulai dari konverter, transmisi HVDC, dan Submarine Cable High Voltage Direct Current (HVDC).
Wiluyo juga menjelaskan kerja sama ini memberi benefit bukan hanya dari sisi ekonomi, namun juga keandalan sistem, karena berdasarkan data, terdapat perbedaan waktu beban puncak antara sistem sumatera dan sistem Peninsular. Beban puncak sistem Sumatera terjadi pada pukul 18.00-21.00 WIB, sementara beban puncak pada sistem Peninsular terjadi sekitar pukul 08.00-16.00 WIB.
Sehingga dengan terjalinnya interkoneksi tentunya dapat mengoptimalkan nilai ke-ekonomisan bagi kedua sistem. Adapun pada 2028 dengan transfer daya 600 MW ke TNB maka Reserve Margin atau cadangan sistem Sumatera sebesar 33,3 persen.
“Kerja sama dalam proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat memberikan benefit bagi kedua belah pihak, baik dari sisi ekonomi juga keandalan sistem. Diharapkan juga proyek interkoneksi Sumatera-Peninsular ini dapat berperan sebagai penghubung bagi kedua sistem sebagai langkah maju menuju terbentuknya ASEAN Power Grid di masa yang akan datang," jelas Wiluyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News