Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan peningkatan laba bersih 2017 didorong oleh banyak faktor. Pertama peningkatan laba bersih didorong oleh peningkatan pendapatan usaha dari USD2,49 miliar pada 2016 menjadi USD2,76 miliar pada 2017.
Kedua, pendorong peningkatan laba bersih juga dari stok minyak yang dikeluarkan (dijual) tahun lalu sehingga lifting minyak mencapai 77.900 barel per hari atau lebih tinggi dari produksi rata-rata sepanjang 2017 sebesar 77.200 bph.
Ketiga, kenaikan laba juga ditopang oleh harga minyak mentah global yang membaik pada akhir tahun lalu. Seperti diketahui, akhir 2017 harga minyak global mencapai USD70 per barel untuk minyak Brent.
"Ini membantu kenaikan laba bersih Pertamina EP," ujar Nanang dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 2 Februari 2018.
Nanang menjelaskan, sepanjang 2017 Pertamina EP mencatatkan produksi migas sebesar 252 mmboepd atau 96 persen dari target dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP). Realisasi produksi migas tersebut terdiri atas 77.200 bph produksi minyak atau 91 persen dari target dan 1.018 MMSCFD gas yang mencapai 98 persen dari RKAP.
Pertamina EP Asset 2, unit bisnis Pertamina EP, disebut Nanang memberi kontribusi migas terbesar. Pada 2017, Pertamina EP Asset 2 yang terdiri atas empat lapangan, yaitu Prabumulih, Limau, Adera, dan Pendopo memberikan kontribusi minyak bagi Pertamina EP sebesar 22,5 persen atau 17.394 bph. Sedangkan produksi gas memberi kontribusi 42,6 persen atau sebesar 433,90 MMSCFD.
Sementara untuk capaian belanja modal di 2017, Nanang menyebutkan belanja modal yang telah dikeluarkan sebesar USD644 juta dengan biaya operasi sebesar USD1,17 miliar.
"Tahun ini, perseroan memproyeksikan belanja modal USD755 juta dan biaya operasi sekitar USD1,27 miliar," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id