Berdasarkan data operasional dokumen lifting bulan Januari, lifting minyak mentah dan kondensat mencapai sekitar 222,33 ribu barel per hari. Sementara target dalam APBN tahun ini untuk sembilan perusahaan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) produksi yang berkontribusi di wilayah operasi Sumbagut sebesar 211,939 ribu barel per hari. Artinya capaian tersebut lebih tingga 4,9 persen dari target.
Sementara apabila dibandingkan dengan penetapan lifting work program budget (WP&B) yang sebesar 202,155 barel per hari, maka capaian tersebut lebih tinggi 10 persen. Bahkan jumlah tersebut belum termasuk produksi minyak di Laut Anambas dan Natuna, Kepulauan Riau.
SKK Migas mengklaim capaian tersebut tidak terlepas dari pengawasan langsung yang dilakukan pihaknya. Selain itu karena realisasi produksi yang membaik serta adanya kebijakan untuk memaksimalkan lifting bulanan.
Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, maka terjadi peningkatan 11 persen. Realisasi lifting wilayah Sumbagut pada tahun lalu mencapai 6,274,682 barel. Tahun ini diperkirakan mencapai 6,892,215 barel.
Sekretaris SKK Migas Arief Handoko menyampaikan apresiasi kepada manajemen Perwakilan Sumbagut dan kepada seluruh Tim Pengawas Lapangan telah berhasil mengawal peningkatan capaian lifting bulan Januari.
"Arahan Menteri ESDM bahwa lifting Tahun 2019 diharapkan mendekati bahkan sama dengan produksi, sehingga kontribusi migas sebagai penerimaan negara terbesar dari sektor PNBP (Pendapatan nasional bukan pajak) dapat terus ditingkatkan," kata Arief dalam keterangan tertulis, Senin, 25 Februari 2019.
Sementara itu, Kepala Divisi SDM SKK Migas, Hudi D Suryodipuro mengatakan saat ini, SKK Migas telah memiliki 160 pengawas lifting profesional tersertifikasi. Untuk wilayah Sumbagut telah ditempatkan 17 pengawas lifting yang langsung ditempatkan di terminal titik serah minyak di Perusahaan KKKS.
Kepala Perwakilan Sumbagut Avicenia Darwis pada kesempatan yang sama menyampaikan terima kasih atas arahan dan dukungan positif manajemen kepada Pengawas Lifting SKK Migas, bahkan di tengah situasi kendala kebakaran hutan dan asap di daerah operasi Blok Rokan di Dumai, Riau.
“Pengawas Lifting dan tim supporting bekerja profesional mengawal pergerakan lifting dan kita patut berikan apresiasi,”ujar Avicenia.
Saat ini secara nasional kontribusi lifting minyak dan kondensat minyak wilayah operasi Sumbagut sekitar 30 persen dari target APBN yang mencapai 775 ribu barel per hari. Di wilayah Sumbagut sumber produksi utama berasal dari Blok Rokan - PT Chevron Pacific Indonesia. Selain Chevron, terdapat KKKS Produksi minyak lainnya yaitu Pertamina EP, BOB BSP-PH, EMP Malacca Straits, EMP Tonga, PHE Siak, PHE Kampar dan PHE NSO-NSB dan SPR Langgak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News