Ia menyebutkan dalam jangka waktu dekat dirinya akan menjalankan dan menyelesaikan program-program sesuai Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA). Kemudian, dia juga akan lebih mempermudah kegiatan investasi hulu dan hilir migas.
"Jangka pendek ini. Kan di migas ada DIPA, saya harus menjalankan dan menyelesaikan DIPA itu. Kedua mempermudah investasi di hulu hilir migas," kata Djoko di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
Dia menambahkan untuk mempermudah investasi sektor hulu dan hilir migas, pihaknya akan melakukan kajian ulang terhadap penyebab lambatnya investasi di sektor migas itu. Pihaknya akan segera menghapus poin-poin apa yang menjadi penghambat.
"Tadi kan Pak Menteri ESDM (Ignasius Jonan) bilang aturannya menghambat investasi kita review lagi kalau enggak nanti kita hapus. Kita buat segala sesuatu perizinan melalui online dan waktunya harus jelas biar lebih cepat," jelas dia.
Selain itu Djoko juga mengatakan ia akan mempercepat proses penandatanganan kontrak delapan blok terminasi yang diserahkan kepada PT Pertamina (Persero). Dia mengatakan, minggu depan penandatanganan kontrak sudah bisa dilakukan.
"Yang ketiga menyelesaikan kontrak PSC delapan wilayah kerja mugas kemarin. Ya secepatnya, kalau bisa cepat ya minggu depan," ucap dia.
Sementara itu, di tempat yang sama Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM sekaligus mantan Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Migas Ego Syahrial menjelaskan pemilihan Djoko Siswanto sebagai Direktur Jenderal Migas tidak mudah.
Terpilihnya Djoko Siswanto sudah melalui tahapan seleksi lelang pimpinan madya. Ego menuturkan awalnya calon Dirjen Migas terdiri dari 10 kandidat kemudian mengerucut tiga nama. Salah satunya Djoko Siswanto.
"Waktu itu yang daftar 10, jadi di seleksi sampai ada proses internal pihak kami pansel saya sebagai ketua dan salah satu deputi kemenpan RB, Setneg, SKK Migas, dan eselon 1. Kami rekomendasikan tiga orang, salah satunya Pak Djoksis (Djoko Siswanto)," jelas Ego.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News