Abdul Rahman bin Dahlan, Menteri di Kantor PM Malaysia dalam pembukaan Offshore Technology Conference Asia 2018 di Kuala Lumpur. (FOTO: Asep Setiawan/Metro TV)
Abdul Rahman bin Dahlan, Menteri di Kantor PM Malaysia dalam pembukaan Offshore Technology Conference Asia 2018 di Kuala Lumpur. (FOTO: Asep Setiawan/Metro TV)

Aramco Sepakat Investasi USD7 Miliar di Proyek Petronas

Asep Setiawan • 21 Maret 2018 10:24
Kuala Lumpur: Perundingan antara Aramco dari Saudi untuk berinvestasi USD7 miliar di proyek Pengerang Integrated Complex di Johor sudah selesai. Finalisasi perundingan akan diselesaikan akhir Maret ini.
 
Demikian dikatakan Abdul Rahman bin Dahlan, Menteri di Kantor PM Malaysia dalam pembukaan Offshore Technology Conference Asia 2018 di Kuala Lumpur, Selasa, 20 Maret 2018.
 
Total proyek yang dimulai 2014 ini mencapai USD27 miliar (sekitar Rp372 triliun). Proyek di Johor ini selain membangun penyulingan minyak juga mengembangkan industri petrokimia yang akan memenuhi pasar domestik dan ekspor.

Menurut Abdul Rahman, niat PM Malaysia Najib Abdul Razak agar pada kuartal pertama investasi masuk sudah terpenuhi. Dengan perkembangan ini maka investasi asing langsung (FDI) akan bertambah sebesar USD7 miliar dari Saudi Aramco, perusahaan minyak terbesar di Arab Saudi.
 
Di depan ribuan peserta konferensi di Kuala Lumpur Convention Centre, Abdul Rahman menambahkan, adanya rencana modal asing masuk ini menunjukkan kepercayaan investor internasional terhadap Malaysia. Investasi Aramco ini juga masuk dalam investasi terbesar Aramco dalam industri refineri dan petrokimia di luar Arab Saudi.
 
Mega Proyek Johor
 
Sebelumnya di Johor, Head of Strategic Communication Petronas Izzuddin Abdul Ghani Senin, 19 Maret 2018 menjelaskan, fasilitas baru ini mampu mengolah minyak mentah per hari 300 ribu barel. Fasilitas refineri atau penyulingan minyak mentah ini dapat menghasilkan 220 ribu barel per hari mulai dari bensin karbon rendah, solar sampai dengan bahan bakar pesawat jenis jet A1.
 
Dengan adanya proyek ini maka beberapa laporan menyebutkan, kebutuhan BBM di dalam negeri sebagian dapat dipenuhi. Menurut sebuah data, Malaysia sampai saat ini dengan berbagai fasilitas penyulingan minyak mentah mampu menghasilkan 539 ribu barel per hari.
 
Sementara kebutuhan terhadap BBM per hari tahun lalu mencapai hampir 800 ribu barel. Namun dengan adanya kompleks Pengerang ini dan dilengkapi dengan fasilitas di Sipitang Oil & Gas Industrial Park (SOGIP) di Sabah maka Malaysia diproyeksikan akan memproduksi minyak sampai 1,1 juta barel per hari.
 
Megaproyek yang dibangun mulai 2014 ini akan menghabiskan biaya USD27 miliar dan menempati kawasan hampir 2.500 hektare (ha) di pinggir pantai di negara bagian Johor. Kelebihan fasilitas ini karena terletak di pantai dengan laut dalam yang alamiah sehingga bahan baku minyak mentah dapat langsung masuk ke kawasan pengolahan.
 
Selain itu, PIC berada di dekat jalur laut internasional sehingga memudahkan akses keluar dan masuk kapal tanker serta dekat dengan Singapura dan Pulau Batam.
 
Fasilitas untuk pengolahan petrokimia milik Petronas ini juga sudah siap tahun depan dengan berbagai produknya. Diperkirakan industri petrokimia akan menghasilkan 3,6 juta ton produk per tahun. Produk yang akan dihasilkan dari industri petrokimia ini berbasiskan kepada polymer dan glycols.
 
Dalam pembangunannya proyek ini melibatkan sekitar 140 perusahaan dan kontraktor asing namun tidak ada satu pun dari Indonesia. Sekitar 60 ribu tenaga kerja antara lain dari Bangladesh, Tiongkok, dan Indonesia terlibat dalam pembangunannya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan