Hal itu dikatakan pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja setelah mendapatkan laporan bahwa PT Pertamina (Persero) tidak berniat mengelolanya.
Wirat menjelaskan, Medco juga telah memperpanjang kontraknya untuk menjadi operator eksisting pada wilayah kerja yang terletak di Sumatera Selatan tersebut.
"Ini berakhir 5 April 2017. Sudah diperpanjang. Kepada Medco karena Pertamina menyatakan tidak tertarik mengelola Lematang ini," kata Wirat, di Kantor Direktorat Jenderal Migas, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat (8/4/2016).
Karena alasan itu, lanjut Wirat, pemerintah memutuskan yang mengelolanya adalah eksisting kontraktor. Wirat menyampaikan telah meminta kepada Medco untuk menawarkan participating interets (PI) ke daerah sebesar 10 persen.
"Kita juga sudah minta kontraktornya tawarkan PI 10 persen walaupun ini lapangan kecil, produksinya kecil tetap kita minta tawarkan juga," ungkap dia.
Pada sisi lain, mengenai wilayah kerja Nunukan, Wirat menambahkan, rencana pengembangan (Plan of Development) telah disetujui dengan perkiraan cadangan minyak 8,37 MMSTB, cadangan gas 280 BSCF. Diharapkan produksinya kumulatif minyak bumi 1,05 MMSTB, kondensat 3,54 MMBC, dan gas bumi 212,66 BSCF.
"Investasinya USD556,5 juta. Jadi walaupun bukan blok yang besar dan kondisi harga minyak saat ini tapi investasi-investasi saat ini masih diperlukan. Apalagi lokasi ini di wilayah perbatasan. Jadi aktivitasnya strategis," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News