Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto. FOTO: Medcom.id/Husen Miftahudin.

SKK Migas Akses Pelaporan Produksi dan Lifting Secara Online

Husen Miftahudin • 01 Januari 2020 13:26
Jakarta: Satuan Kerja Khusus Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) kini dapat mengakses pelaporan produksi, stok, dan lifting minyak dan gas bumi di Indonesia secara online melalui sistem digital terintegrasi atau Integrated Operation Center (IOC). Sebanyak 95 persen database Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) saat ini sudah terintegrasi dengan sistem IOC.
 
"Kondisi ini sudah mencerminkan kondisi operasi KKKS secara nasional. Integrasi dengan KKKS lainnya terus berlangsung sehingga seluruh KKKS nantinya dapat terhubung melalui IOC," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam peluncuran sistem IOC di Gedung Wisma Mulia, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa malam, 31 Desember 2019.
 
Menurut Dwi, salah satu upaya SKK Migas untuk mempertahankan produksi existing tetap optimal dan menambah produksi melalui sumur baru dilakukan melalui pekerjaan workover sebanyak 821 atau 130 persen leih tinggi dibandingkan pencapaian 2018. Sementara untuk pekerjaan well service, telah diselesikan 29.365 atau 100,4 persen dari target sebanyak 29.260 hingga 31 Desember 2019.

Untuk pekerjaan development wells drilling telah dicapai 320 drilling atau 105 persen dari target 2019 dan lebih besar 115 persen dibandingkan capaian 2018. Adapun untuk seismik 2D mencapai 12.169 km atau lebih besar 229 persen di atas target 2019 sebesar 5.318 km. Untuk seismik 3D mencapai 6.837 km atau 87 persen dari target 2019, dan jika dibandingkan realisasi 2018 sepanjang 1.188 km maka capaian seismik 3D meningkat 475 persen.
 
"Tingginya target workover, well service, drilling, seismic 2D, dan 3D di 2019 dibandingkan 2018 menunjukkan kerja keras yang dilakukan oleh SKK Migas dan KKKS untuk mendapatkan kinerja optimal di 2019. Patut disyukuri mayoritas target 2019 dapat dicapai, dan jika dibandingkan 2018 maka aktivitas operasional 2019 jauh lebih banyak dibandingkan 2018," ungkap Dwi.
 
IOC kini juga telah mampu memonitor pelaksanaan pekerjaan drilling. Hal ini menjadi daya dorong SKK Migas dan KKKS dalam menemukan cadangan migas baru, pengawasan, dan monitoring. "Sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan jika ada potensi keterlambatan pekerjaan drilling," tuturnya.
 
Pada fase pertama pengembangan IOC telah dihasilkan integrasi dan pengawasan secara online dan real time. Untuk fase pengembangan tahap berikutnya, IOC akan dilengkapi dengan data manajemen dan analitis.
 
"Dengan telah beroperasinya IOC maka diharapkan dapat mendukung pula upaya SKK Migas dalam meningkatkan produksi migas."
 
Adapun strategi SKK Migas dalam meningkatkan produksi migas nasional adalah mempertahankan tingkat produksi eksisting agar tetap tinggi, transformasi sumber daya ke cadangan. "Kemudian mempercepat chemical EOR dan eskplorasi untuk penemuan sumur baru besar," tutup Dwi.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan