Illustrasi. Foto : PLN.
Illustrasi. Foto : PLN.

Ekonom: Pencabutan Subsidi Listrik Tak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Annisa ayu artanti • 09 September 2019 20:43
Jakarta: Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai pencabutan subsidi listrik golongan pelanggan 900 VA pada 2020 tidak memberi dampak signifikan terhadap kenaikan inflasi dan pertumbuhan ekonomi 2020.
 
Andry menjelaskan efek dari pencabutan subsidi listrik tidak sebesar dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Hingga akhir tahun, diperkirkan inflasi akan terjaga di level 3,41 persen.
 
"Kita melihat impact-nya tidak sebesar BBM dinaikan," kata Andry di Plaza Mandiri, Jakarta, Senin, 9 September 2019.

Mengenai tentang pertumbuhan ekonomi, ia menilai pertumbuhan ekonomi lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Jika kondisi eksternal kondusif dan neraca perdagangan Indonesia semakin membaik maka pertumbuhan ekonomi diyakini bisa mencapai lebih dari 5,1 persen. Ia menuturkan pencabutan subsidi listrik tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.
 
"Jadi memang berdampak. Tapi kami tidak melihat itu menjadi faktor dominan terhadap inflasi dan PDB," sebut dia. Rencana pencabutan subsidi itu telah disepakati pemerintah dan DPR dalam rapat kerja di Badan Anggaran DPR, Selasa, 3 September 2019 lalu.
 
Pelanggan yang akan dicabut subsidinya ialah pelanggan yang masuk kategori rumah tangga mampu (RTM) yang jumlahnya mencapai 24,4 juta pelanggan. Adapun pelanggan 900 VA yang masuk kategori miskin, yang jumlahnya mencapai 7,17 juta, tidak akan dicabut subsidinya
 
Badan Anggaran DPR juga telah menyepakati postur sementara APBN 2020 yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Jumat, 6 September. Sri Mulyani menyebutkan, subsidi listrik diturunkan Rp7,4 triliun dari Rp62,2 triliun pada RAPBN 2020 menjadi Rp54,8 triliun pada postur sementara APBN 2020.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan