Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Internasional BPK Yudi Ramdan Budiman mengatakan hal tersebut saat BPK menyelenggarakan Rapat Kordinasi Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan BPK RI di Kementerian ESDM dengan Tema "Pembangunan Pembangkit 35.000 Megawatt (mw), Menguak Mimpi jadi Realita", di Gedung Aula Barat ITB, Jalan Ganesha, Bandung, Senin (3/8/2015).
"Untuk mencapai target tersebut, diperlukan kesiapan dan komitmen dari berbagai pihak untuk menghadapi berbagai tantangan terutama terkait dengan permasalahan-permasalahan yang mungkin dihadapi dan bagaimana strategi untuk mengatasinya," kata Yudi, dalam keterangan tertulisnya.
Selain program 35.000 mw, lanjut Yudi, muncul juga wacana bahwa sudah saatnya Indonesia mengembangkan pembangkit listrik bertenaga nuklir. Wacana ini berkembang karena pembangkit listrik bertenaga nuklir memiliki berbagai keunggulan seperti ramah lingkungan (jika dijalankan dengan aman) dan biaya rendah (terutama operasionalnya yang tidak memerlukan bahan bakar migas maupun batu bara).
"Rapat koordinasi ini diharapkan dapat membahas secara komprehensif mengenai prospek pencapaian target penyediaan listrik sebesar 35.000 mw dalam jangka waktu lima tahun di Indonesia dan prospek serta tantangan pengembangan pembangkit bertenaga nuklir di Indonesia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News