Juru Bicara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Saleh Abdurrahman, mengatakan solusi dari alokasi subsidi BBM akan difokuskan untuk dikonversikan ke Bahan Bakar Gas (BBG).
"BBM naik, cost production tinggi rata-rata impor. Sosialisasi ke BBG. Kita sudah komunikasi ke perusahaan pemilik kendaraan untuk konverter (gas)," ujar Saleh, dalam sebuah diskusi di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (4/4/2015).
Lebih lanjut, Saleh mengungkapkan jika pemerintah tengah merencanakan pembangunan 22 SPBG. Pemerintah pun membutuhkan dana sebesar Rp26 trilliun untuk pembangunan ini.
Selain konversi ke BBG, Pemerintah juga merencanakan pilot project dengan memberikan subsidi elpiji 3 kilogram (kg) sebagai timbal balik solusi alokasi subsidi dari kenaikan harga BBM. Nantinya, program itu baru akan diimplementasikan di wilayah Batam, Bali, dan Bangka Belitung.
"Masih inventarisasi data-data. Mei atau Juni, Subsidi elpiji Rp26 triliun betul-betul masyarakat yang tepat sasaran," kata Saleh.
Saleh mengatakan harga elpiji 3 kg bersubsidi bisa dibeli oleh rakyat yang sudah memiliki Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Selain itu, pemerintah akan memberi aturan dengan pemakaian dua tabung per bulan untuk setiap keluarga.
"Nah itu, apa gunakan dua tabung per bulan. Mereka pakai yang normal, tidak digunakan untuk bisnis," tutup Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News