Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan, dalam enam bulan terakhir ini yakni Januari hingga Juni, subsidi yang telah disalurkan sebanyak 6,6 juta kl dari pagu sebesar 16,19 juta kl.
"Realisasi BBM yaitu subsidi solar 6,6 juta kl dari pagu yang kita miliki 16,19 juta kl," kata Wirat, dalam sebuah konferensi pers, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (22/7/2016).
Wirat menilai pencapaian penyaluran subsidi BBM di semester I-2016 ini tidak terlalu besar, bahkan terbilang sangat efisien. Hal itu lantaran selama satu semester pemerintah terus melakukan efisiensi dan kontrol terhadap penyaluran BBM subsidi tersebut.
"Jadi enam bulan ini kita bisa mengefisienkan dan mengontrol bagaimana penggunaan BBM subsidi sehingga bisa sangat efisien," ungkap dia.
Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng menambahkan, setiap tahun sejak 2012 hingga 2014, penyaluran subsidi BBM terus mengalami penambahan volume.
Namun sejak 2015, lanjutnya, setelah penghapusan subsidi untuk BBM jenis premium, volume yang ditetapkan subsidi hanya berkisar 15 juta kl. Ini dinilainya mengalami perubahan dari tahun-tahun sebelumnya.
Lebih lanjut, Wirat menambahkan, hal senada dengan penyaluran subsidi elpiji dalam pagu menyatakan sebesar 6,25 juta metrik ton. Pada realisasi semester I-2016 ini, subsidi yang disalurkan tidak sampai setengahnya yakni hanya 2,8 juta metrik ton.
"Demikian juga untuk elpiji dari pagu 6,25 juta metrik ton, dalam enam bulan menggunakan 2,8 juta metrik ton. Jadi kurang dari 50 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News