Ilustrasi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Ilustrasi (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Pertamina EP Sebut PPGM Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan

Angga Bratadharma • 06 Juni 2016 14:58
medcom.id, Jakarta: PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero), dalam pengembangan Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) menggunakan teknologi oksidasi dengan bantuan bakteri untuk mengonversi hidrogen sulfida (H2S) menjadi elemental sulfur yang lebih ramah lingkungan dibandingkan penggunaan zat kimia.
 
Selain itu, proyek mulai berperan dalam akselerasi pembangunan daerah dengan penyerapan tenaga kerja lokal, pelatihan, dan pengembangan masyarakat lewat Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Keberadaan bioreactor tersebut merupakan bagian dari fasilitas produksi pengolahan asam sulfat menjadi Sulfur.
 
"Sampai dengan saat ini, Pertamina EP merupakan satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menggunakan teknologi oksidasi dengan bantuan bakteri," ujar Project Controller Proyek Pengembangan Gas Matindok M Rully Yasradi, dalam siaran persnya, di Jakarta, Senin (6/6/2016).

Proyek Pengembangan Gas Matindok yang berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, terdiri atas Central Processing Plan (CPP) Donggi dan CPP Matindok. Menurut Rully, bioreaktor digunakan untuk dua CPP tersebut.
 
"Selain di CPP Donggi, keberadaan bioreactor ada juga di CPP Gundih, Jawa Tengah," jelasnya.
 
Pengembangan gas di Sulawesi Tengah merupakan proyek yang penting karena akan mempertahankan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara pengekspor LNG terbesar di dunia. Pembangunan PPGM diyakini bakal meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi dalam menyumbangkan devisa bagi negara.
 
CPP Donggi sejak Mei tahun ini mulai menyalurkan gas sebanyak 50 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) kepada PT Donggi Senoro LNG (DSLNG). Gas ini berasal dari delapan sumur di struktur Donggi.
 
Ke depan, CPP Donggi masih dimungkinkan untuk mendapatkan gas dari struktur Minahaki. Pembangunan CPP Donggi menghabiskan anggaran sekitar USD300 juta tersebut dilakukan PT Rekayasa Industri (Rekind) sejak 2012.
 
"Pembangunan fasilitas produksi sudah 98,83 persen. Akhir tahun ini diperkirakan sudah full operated oleh Pertamina EP," tutur Rully, seraya menambahkan bahwa proses pembangunan CPP Donggi tersebut melibatkan sedikitnya 2.000 orang tenaga lokal yang berasal dari Kabupaten Banggai.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan