Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengaku, dua pengelola Blok Masela saat ini, Inpex Masela Ltd dan Shell telah memberi kesempatan kepada Pertamina untuk masuk di data room. Kondisi tersebut memberi sinyal positif kepada Pertamina untuk ikut mengelola lapangan gas abadi yang ada di Provinsi Maluku itu.
"Kami sih sudah menyampaikan (keinginan untuk mengelola) sekitar 10-20 persen. Tapi saat ini kita akan segera masuk di data room-nya Masela dan nanti kita akan bicara lebih lanjut berapa persen Pertamina diberi kesempatan," ujar Dwi, di Kantor Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/3/2016).
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) telah memediasi pertemuan Inpex dan Shell dengan Pertamina. Karena Pertamina selama ini belum masuk sebagai pengelola Blok Masela, maka kedua operator tersebut memberi kesempatan bagi Pertamina untuk mempelajari cadangan migas Blok Masela.
Dwi berharap agar Pertamina bisa masuk untuk mengelola cadangan migas Blok Masela pada 2028. Tetapi ketetapan tersebut tergantung dari operator Blok Masela, baik dari Inpex maupun Shell.
"Target pengumpulan data kira-kira empat hingga lima bulan ke depan. At least sekarang mulai ada lampu hijau karena sudah ada pertemuan. Tapi kita lihat lebih lanjut nanti," tutur dia.
Alasan Pertamina untuk ikut mengelola Blok Masela, jelas Dwi, karena potensi cadangan migas sangat besar. Ini pun menindaklanjuti arahan Presiden Joko Widodo agar Blok Masela memberi manfaat besar bagi masyarakat secara nasional.
"Soal anggarannya kan nanti 2028, tapi per tahun itu belum terlalu besar dan tentu kita akan masukkan dalam anggaran kalau memang kita sudah ada data potensinya ke sana setelah kita melihat cadangannya," pungkas Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News