"Karena keseluruhan kegiatan, mulai dari pengadaan barang dan jasa, engineering, fabrikasi, instalasi, pre- commissioning, commissioning, maupun start-up berjalan sangat aman, tanpa Lost Time of Injuries (LTI) atau zero LTI," kata President & General Manager Total E&P Indonesia Hardy Pramono dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Senin (3/8/2015).
Dia menambahkan, start up ini terjadi satu minggu lebih cepat dari komitmen Ready for Start Up (RSFU), yaitu 1 Agustus 2015, seperti yang tertera pada persetujuan FID. "Juga menghemat biaya sebesar USD10 juta (lebih dari Rp130 miliar)," ucap dia.
Ia menjelaskan, jaringan pipa baru berkapasitas 60 MMSCFD ini akan mengurangi beban jaringan pipa Bekapai-Senipah berdiameter 12 inch yang saat ini ada, demi meningkatkan kapasitas pengiriman gas pada produksi mendatang dari Lapangan Bekapai.
Dengan beroperasinya pipa baru ini, Ia menambahkan, produksi gas Bekapai telah meningkat menjadi 49 MMSCFD sejak 29 Juli 2015, dan diperkirakan akan mencapai 75 MMSCFD setelah dilakukan kegiatan perawatan sumur pada akhir Juli 2015 ini.
"Prestasi penting ini tercapai berkat tekad kuat, profesionalisme, dan kerja sama yang sangat baik dari semua pihak yang terlibat," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News