Illustasi. Dok:AFP.
Illustasi. Dok:AFP.

Pengembangan Proyek IDD Tunggu Respons Cepat Chevron

Suci Sedya Utami • 10 April 2019 20:26
Jakarta: Satuan Kerja Khusus Kegiatan Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyatakan operasional pengembangan proyek Ultra Laut Dalam Indonesia atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tergantung pada keputusan PT Chevron Pacific Indonesia.
 
Deputi Operasi SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman mengatakan dari sisi progres sebenarnya diskusi mengenai proyek ini, terutama terkait angka investasi, sudah tidak ada masalah dan lebih cepat dibanding diskusi proyek lain seperti pengembangan Blok Masela. Hanya saja tertundanya proyek tersebut karena kesepakatan jadwal penyelesaian proyek.
 
"Kuncinya di jadwal, sedang dibahas," kata Fatar pada wartawan, di Jakarta, Rabu, 10 April 2019.

Fatar mengatakan Chevron melihat risiko adanya penundaan selama satu hingga satu setengah tahun. Risiko tersebut dilihat berdasarkan pengalaman Chevron dalam mengeksekusi proyek ini sebelumnya. Fatar mengatakan, harusnya bila sesuai target, proyek ini bisa dioperasikan pada kuartal keempat 2023. 
 
"Kalau delay setahun akan membuat keekonomian proyek tergerus sehingga perlu ada diskresi," tutur dia.
 
Diskresi tersebut bisa berupa tambahan insentif agar net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR) pada proyek tersebut tidak berubah. Namun hal itu tentu sangat tergantung dengan perhitungan keekonomian. Yang terpenting, kata dia, pendapatan bagi negara tetap dan tidak berubah.
 
"So far semua para, eyter keekonomian sudah oke. Kapan selesainya? SKK sedang menunggu respons dari Chevron tentang jadwal ini," jelas dia.
 
Chevron sebenarnya sudah mendapatkan persetujuan pengembangan proyek tersebut pada 2008. Dalam proposal pengembangan disebutkan nilai investasinya sekitar USD6,9 miliar-USD7 miliar. 
 
Namun, proposal itu direvisi karena harga minyak naik. Chevron kemudian mengajukan angka USD12 miliar pada 2013. Sayangnya proposal itu belum disetujui pemerintah. 
 
Akhir 2015 Chevron kembali mengajukan revisi dengan nilai investasi USD9 miliar. Dalam menentukan investasi dengan asumsi ada insentif investment credit di atas 100 persen. Proposal itu pun kembali ditolak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. 
 
Sekitar Juni 2018, Chevron mengajukan proposal lagi. Namun, angka itu berubah dari yang dijanjikan sekitar USD6 miliar. Sementara, SKK migas mengestimasi biaya pengembangan proyek IDD hanya USD5 miliar. 
 
Dari data SKK Migas, proyek IDD bisa berproduksi hingga 1.120 juta kaki kubik per hari atau Million Standard Cubic Feet per Day (MMscfd) gas dan minyak 40 ribu barel per hari barrel per hour (bph). Proyek ini sedianya akan beroperasi pada kuartal I-2024. Saat ini SKK Migas masih mengevaluasi revisi proposal yang diajukan Chevron terkait proyek tahun lalu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan