Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengatakan harga gas elpiji 5,5 kg memang di atas harga elpiji yang 3 kg. Namun perbedaan harga ini juga dibarengi dengan perbedaan volume yang lebih besar untuk Bright Gas.
"Elpiji 3 kg kan Rp16 ribu, yang nonsubsidi itu Rp65 ribu. Itu ada selisih tapi volumenya beda. Jadi kalau kita mau lihat Rp5 ribu (per kg) subsidi, Rp11 ribu untuk nonsubsidi," kata dia di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta Pusat, Jumat, 8 Desember 2017.
Dirinya menambahkan tren untuk pembelian elpiji nonsubsidi sempat mengalami penurunan beberapa tahun lalu. Namun kondisi ini cenderung lebih stabil, sehingga ditargetkan tahun ini ada 800 ribu metrik ton (MT) gas nonsubsidi yang bisa dijual melalui elpiji 5,5 kg.
"Ini ada pasar yang loyal, konsumen loyal ini bertahan. Lalu ada stimulus Bright gas 5,5, kg. Tapi treatment-nya market, pilihan masyarakat. Kita imbauan-imbauan, kita sosialisasikan pemerintah agar pegawai negeri tidak pakai yang PSO (subsidi)," jelas dia.
Selain itu, Pertamina menyiapkan berbagai strategi agar masyarakat yang mampu memilih menggunakan elpiji 5,5 kg. Salah satunya dengan memberikan berbagai insentif, promosi, serta hadiah demi menarik minat masyarakat agar beralih ke elpiji nonsubsidi.
"Insentifnya pasti ada, kan marketing itu. Promo hadiah pasti ada, itu strategi marketing betul, bukan kita seperti penugasan (elpiji subsidi). Jadi itu insentifnya berupa promosi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News