"Tugas pemerintah memberi kepastian kepada investor. Jangan malah memberikan sinyal negatif berupa ketidakpastian," kata Fabby melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (9/1/2016).
Fabby menegaskan, selama ini Presiden Joko Widodo dalam berbagai forum di dalam dan luar negeri selalu mengundang investor untuk mau menanamkan modal di Indonesia dalam jumlah yang besar di berbagai sektor strategis nasional.
"Investor seperti Inpex yang sudah komit investasi miliaran dolar AS mestinya diperhatikan," katanya singkat.
Oleh sebab itu, dia berharap agar segera diputuskan opsi skema terapung gas alam cair atau floating liquified natural gas (FLNG) untuk mengembangkan Lapangan Abadi, Blok Masela di Laut Arafura, Maluku.
"Proyek ini mesti dilihat secara komprehensif yang memberikan keuntungan pada negara secara maksimal," ujarnya.
Pengamat energi dari Universitas Gajah Mada (UGM) Fahmy Radhi juga berpendapat FLNG lebih baik dibandingkan onshore. Menurutnya, dari sisi biaya investasi dan biaya operasi, skema floating lebih murah dibandingkan onshore, di samping juga lebih praktis karena tidak perlu membebaskan tanah.
"FLNG Masela juga sejalan dengan program maritim. Menurut saya, offshore lebih baik dari onshore," tambah peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM itu.
Fabby menambahkan, berbagai kajian ilmiah sudah dilakukan pemerintah yang menghasilkan opsi FLNG merupakan skema terbaik pengembangan Masela dibandingkan darat (onshore).
"Jangan sampai berbagai studi tersebut dikalahkan rekomendasi onshore yang belum didukung kajian teknis yang memadai," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News