Menteri ESDM Arcandra Tahar. (FOTO: MTVN/Annisa Ayu Artanti)
Menteri ESDM Arcandra Tahar. (FOTO: MTVN/Annisa Ayu Artanti)

Meski Onshore, Menteri Arcandra Optimistis Pengembangan Blok Masela Bisa Cepat

Annisa ayu artanti • 09 Agustus 2016 10:23
medcom.id, Jakarta: Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menginginkan pengerjaan pengembangan lapangan abadi blok Masela dapat berjalan secepatnya.
 
Arcandra mengaku bahwa dirinya telah bertemu dengan Inpex Corporation selaku operator blok yang berada di lepas pantai Laut Arafura pada pekan lalu. Pada pertemuan tersebut, Inpex diminta untuk mempercepat pengembangan blok itu.
 
Sebisa mungkin proses-proses yang dilakukan berjalan paralel, seperti urusan analisis dampak lingkungan (AMDAL) dan proses pengerjaan Front End Engineering Design (FEED) yang bisa dilakukan secara bersamaan.

"Ah, teman-teman ini tahu saja (saya bertemu dengan Inpex)," kata Arcandra di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (9/8/2016).
 
Arcandra mengungkapkan, pre-Front End Engineering Design (FEED) dan FEED bisa dikebut dalam waktu dua tahun. Kemudian, keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/FID) bisa dilakukan pada 2018 mendatang. Target FID ini akan sama bila kilang LNG dilakukan di lepas pantai (offshore).
 
"Insya Allah ‎bisa," yakin Arcandra.
 
Sebelumnya, berdasarkan data yang dihimpun Metrotvnews.com, pengerjaan blok Masela bila dilakukan dengan mekanisme kilang LNG onshore akan memakan waktu yang cukup lama. Untuk revisi skema rencana pengembangan (Plan on Development/PoD) 1 dilakukan pada 2017-2018, FEED dilakukan pada 2019-2020, FID dijadwalkan pada 2021, dan baru akan mulai produksi (onstream) pada 2026 mendatang,
 
Berbeda apabila blok Masela dikembangkan dengan kilang LNG di offshore. Sebab, PoD 1 akan selesai pada 2016, sementara FEED dilakukan pada 2017-2018, FID pada 2019, dan onstream pada 2024.
 
Namun Arcandra tetap optimistis dapat mengembangkan blok yang memiliki cadangan gas sebesar 10,73 triliun kaki kubik tersebut bisa dilakukan dengan cepat. Dia meyakinkan jadwal setiap tahapnya tidak akan berbeda jauh apabila pengembangan kilang LNG dilakukan di lepas pantai.
 
Arcandra menuturkan, saat ini masih mengkaji beberapa hal agar produksi bisa dilakukan pada 2024. "Kita lihat nanti bagaimana hasil kajiannya," ungkap Arcandra.
 
Inpex Minta Tingkat Pengembalian Modal 15 Persen
Dalam rapat sebelumnya, Direktur Minyak dan Gas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengungkapkan pihak Inpex selalu meminta tingkat pengembalian modal (Internal Rate of Return/IRR) sekitar 15 persen. Selain itu, Inpex juga meminta beberapa insentif untuk mempercepat pengerjaan blok Masela secara onshore.
 
"Inpex kan ‎sebagai investor selalu minta kalau bisa IRR yang atraktif untuk mereka, di kisaran kira-kira 15 persen. Mereka minta beberapa insentif," jelas Wiratmaja.
(HUS)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan