"Prediksi masa puncak Idul Fitri itu kalau kita lihat arus mudiknya estimasinya H-4. Kemudian puncak arus baliknya terjadi pada H+3, sekitar Minggu 10 Juli. Peak demand, rata-rata kira-kira H-9 sampai H-2 persiapan untuk Lebaran," kata Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (3/6/2016).
Untuk mengatasi lonjakan konsumsi saat Lebaran, perseroan telah mempersiapkan kebutuhan stok BBM maupun elpiji. Untuk premium, perseroan memproyeksikan ketahanan stok mencapai 1,302 juta kiloliter (kl) atau mencapai 17 hari. Lalu, untuk solar diproyeksikan ketahanan stoknya mencapai 1,672 juta kl atau 28 hari.
"Pertamax diproyeksikan ketahanan stoknya 340 ribu kl atau 25 hari. Pertalite diproyeksikan 89 ribu kl atau tujuh hari. Avtur 336 ribu kl atau 25 hari. Elpiji 326 metrik ton (MT) atau 17 hari," sebut Wianda.
Berdasarkan tahun-tahun sebelumnya, Wianda mengatakan ada beberapa daerah yang diprediksikan akan mengalami kenaikan konsumsi BBM. Seperti dalam data perusahaan pelat merah ada tiga daerah yang diprediksikan mengalami kenaikan pada konsumsi premium. Tiga di antaranya adalah Jawa Tengah sebesar 62 persen, Sumatera Barat 49 persen, dan Lampung 43 persen.
General Manager Marketing Operation Region (MOR) III, Jumali, menambahkan kenaikan tiga wilayah tersebut karena banyaknya pemudik yang pulang kampung ke tiga kota tersebut. Seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Sedangkan kenaikan di Sumatera Barat karena ada tradisi 'Mudik Basamo' atau mudik ramai-ramai.
"Sumatera Barat akan naik 49 persen dari 1.850 kl menjadi 2.750 kl. Kemudian, Jawa tengah 62 persen dari 7.800 kl menjadi 12.600 kl," ujar Jumali.
Jumali menambahkan, seperti halnya tahun-tahun sebelumnya, Pertamina telah membentuk Posko Satuan Tugas (Satgas) untuk pemantauan ketersediaan BBM dan LPG serta kesiapan pelayanan kepada masyarakat konsumen, baik di kantor pusat maupun setiap kantor wilayah Pertamina.
Adapun, langkah-langkah lainnya yang disiapkan oleh Pertamina dalam menjamin kelancaran distribusi BBM dan elpiji meliputi monitoring stok BBM dan avtur di TBBM & DPPU di seluruh Terminal BBM dengan sistem komputerisasi SIM S&D (Sistem Informasi Management Supply & Distribution, pengoperasian Terminal BBM, SPBU, dan SPBBE sepanjang 24 jam, khususnya di sepanjang jalur mudik utama, yaitu jalur Pantura, Tengah, dan Selatan Jawa, di Banyuwangi untuk penyeberangan menuju Bali, dan Merak menuju Sumatera.
Selain itu, switching tangki timbun di Terminal BBM dan SPBU untuk antisipasi lonjakan permintaan premium dan pertamax yang diikuti dengan penambahan atau switching mobil tangki ke premium. Pertamina juga menyiapkan titik-titik SPBU kantong di wilayah mudik, serta menyediakan 32 titik SPBU transit khusus sepeda motor.
Kemudian penambahan pasokan elpiji PSO dan non-PSO khususnya di daerah-daerah yang diperkirakan terjadi peningkatan permintaan. Pertamina juga telah menunjuk agen dan pangkalan siaga elpiji dengan memaksimalkan SPBU dan modern retail outlet, serta berkoordinasi dengan Hiswana Migas dan instansi setempat untuk ketertiban harga jual dan penyediaan kebutuhan elpiji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News