Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan dirinya telah bertemu dengan Pemerintah AS beserta rombongannya yang disebut US Power Working Group. Rombongan ini terdiri dari kelompok bisnis, institusi, maupun kelompok nonbisnis. Dalam pertemuan itu, Duta Besar AS Robert O Blake mendukung pengembangan pembangunan kelistrikan di Indonesia.
"Amerika Serikat selama ini mendukung pengembangan pembangunan kelistrikan. Dan ini pertemuan ketiga atau keempat kali. Dan selalu kami mendapat masukan perbaikan dari sisi policy dari sisi investasi maupun pelaksanaan proyek," kata Sudirman Said, di Kantor Kementerian ESDM, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 18 Mei.
Sudirman menyebutkan, rombongan bisnis yang berkunjung kali ini jumlahnya cukup banyak yakni sekitar 75 perusahaan yang terdiri dari entitas bisnis sektor kelistrikan, konsultan, dan keuangan. Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Rober O Blake mengakui, megaproyek 35.000 mw yang dicanangkan pemerintahan Jokowi-JK ini menjadi magnet tersendiri bagi investor Amerika. Blake menuturkan Amerika Serikat menginginkan program tersebut dapat terselesaikan tepat waktu sesuai dengan rencana.
"Banyaknya perusahaan (yang datang) ini merefleksikan betapa besarnya keinginan Amerika Serikat untuk mendukung tujuan yang sangat ambisius dari presiden Joko Widodo dan juga bapak menteri untuk mencapai proyek 35.000 mw," ungkap Blake.
Menurut Sudirman, kedatangan dua negara kemarin menjadi contoh bahwa Indonesia masih memiliki sisi menarik dimata investor. Oleh karena itu, Mantan Direktur Utama PT Pindad ini juga menambahkan pemerintah harus terus menjaga regulasi dan fasilitas yang ada. Sehingga bisa menarik daya minat investor yang lebih besar lagi.
"Membuktikan bahwa minat untuk investasi di power itu cukup besar dari dunia internasional," ucap Sudirman.
Sekadar informasi, proyek pembangunan pembangkit 35.000 mw yang dicanangkan Jokowi-JK ditargetkan akan rampung pada 2019. Pembangunan pembangkit tersebut dilakukan oleh PT PLN (Persero) sebesar 5.000 mw dan perusahaan produsen listrik swasta (Independet Power Producer/IPP) sisanya. Selama proyek itu berjalan, perusahaan asal Amerika Serikat yang sudah menunjukan minatnya adalah General Electric (GE). GE telah membantu pebangunan pembangkit di Gorontalo dengan daya sebesar 100 mw.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News