"Desain CPP telah mengacu pada konsep ramah lingkungan (green plan) melalui efisiensi bahan bakar, pengurangan emisi dan zero discharge," kata President Director PT Pertamina EP Rony Gunawan, saat ditemui di area Gundih Asset 4 Pertamina EP, Cepu, Jumat (22/7/2016).
Rony mengatakan, pasokan gas dari CPP Gundih kurang lebih sebesar 50 MMSCFD selama 12 tahun akan dialirkan untuk PLTGU Tambaklorok. Dia mengatakan, penyaluran gas ke PLTGU Tambaklorok akan berdampak pada potensi efisiensi energi sekitar Rp21,4 triliun.
"Selain itu konversi bahan bakar HSD ke gas juga dapat mereduksi CO2 sebesar 800 ton per hari," jelas Rony.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto menambahkan, CPP Gundih yang pembangunannya dilakukan sejak 1 Juli 2011 ini menyerap 100 persen tenaga kerja lokal. Dia berharap dengan adanya pembangunan CPP mampu meningkatkan taraf perekonomian Kabupaten Blora, dan memberikan hasil kontribusi bagi Kabupaten Blora.
Oleh karena itu, direksi dan manajemen Pertamina mendorong percepatan proyek-proyek di sektor hulu, salah satunya CPP Gundih yang dikelola Pertamina EP agar dapat segera memasuki tahapan komersialisasi, sehingga dapat menambah pemasukan negara di sektor migas.
"Tentunya diharapkan dampak bagi daerah penghasil yaitu bertambahnya dana perimbangan bagi hasil migas serta terciptanya multiplier effect atas aktivitas operasi migas di daerah tersebut," ungkap Dwi yang pernah menjabat menjadi direktur utama Semen Indonesia tersebut.
Di sisi lain, Dwi mengungkapkan jika kondisi harga minyak mentah dunia saat ini akan mempengaruhi perolehan negara. Menurutnya, dibandingkan antara 2014 kisaran harga minyak mentah dunia di angka USD100 per barel, dengan 2015 di kisaran USD40 per barel. Maka realisasi dana bagi hasil minyak dan gas bagi daerah penghasil tentu akan terpengaruh juga.
"Sebagai contoh di Kabupaten Blora Provinsi Jawa Tengah, pada 2014 realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) untuk Minyak mencapai sekitar Rp8,073 miliar, dan gas mencapai sekitar Rp109,84 juta. Sementara di 2015, DBH untuk minyak mencapai Rp1,943 miliar dan gas mencapai Rp47,06 juta. Ini merupakan dampak global yang turut mempengaruhi kinerja perusahaan," jelas dia.
Namun demikian, tambahnya, Pertamina tetap berkomitmen memberikan upaya terbaik untuk memenuhi ketahanan energi Indonesia dan diharapkan kondisi ke depan harga minyak semakin stabil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News