Kendati demikian, perusahaan BUMN migas pelat merah tersebut masih harus menunggu keputusan pemerintah hingga April 2015. Padahal, Pertamina telah "menelan" janji yang diberikan pemerintah sejak Februari 2015 lalu.
"Proposal sudah lengkap kita sampaikan kepada lima menteri. Intinya kita tunggu keputusan final dari pemerintah. Karena setelah ada keputusan final itu baru kita menindaklanjuti berapa banyak proporsi yang harus dikerjasamakan," kata Vice President Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, usai deklarasi pekerja peduli Pertamina, di Kantor Pusat Pertamina, Jalan Merdeka Timur, Jakarta, Rabu, (18/3/2015).
Selain proposal, tambah Wianda, Pertamina telah menyiapkan dari sisi kesiapan tenaga kerja, segi teknis, dan finansial. Sehingga, lanjutnya, semakin cepat pemerintah memutuskan, maka Pertamina pun bisa bergerak cepat untuk proses produksinya.
"Kalau keputusan kita berharap secepatnya, karena masa transisi sudah kita atur setahun sebelumnya. Jadi pekerja bisa langsung melakukan pekerjaan-pekerjaan di sana yang terkait dengan proses produksi," beber Wianda.
Saat disinggung mengenai investasi yang dikeluarkan Pertamina, Wianda menuturkan, Pertamina tidak mempermasalahkan mengenai dana yang akan digelontorkan.
"Kita sampai 2025 hampir USD25,5 miliar. Mungkin dari segi finansial kita sudah siap. Untuk satu tahun di hulu saja, RKAP kita mencapai USD3,5 miliar. Jadi kita sangat siap, bila dibutuhkan tambahan-tambahan di sana. Bukan jadi masalah," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News