Menurutnya, yang ada selama ini adalah buffer stock milik PT Pertamina (Persero) untuk ketahanan energi yang digunakan dalam bisnis perusahaan dengan ketahanan hingga 18 hari.
"Kalau terjadi bencana, terjadi huru-hara, terjadi perang, kita enggak punya cadangan energi," terang Harry, ditemui di Hotel Sultan, Jakarta Selatan, Rabu (8/4/2015).
Seperti diketahui, cadangan energi khususnya minyak yang dikelola Pertamina kurang lebih tinggal 11 hingga 12 tahun lagi. Oleh karena itu, dirinya menyarankan, mumpung harga minyak dunia sedang rendah dan demandnya tidak banyak, ada baiknya pemerintah memanfaatkan hal tersebut untuk membuat buffer stock, yakni dengan menggunakan shorebase sebagai tempat penampungan.
"Kalau kita buat baru masalahnya sama spekulan dan perizinan. Nah di shorebase (pelabuhan) yang sebetulnya sekarang bisa dimanfaatkan," tuturnya.
Adapun dengan langkah tersebut, Pemerintah tidak harus mengeluarkan uang. Pemerintah cukup menyewa saja shorebase milik swasta 10 tahun. "Jadi pemerintah enggak usah khawatir pemerintah," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News