Ilustrasi. Foto  : AFP.
Ilustrasi. Foto : AFP.

Jokowi Sebut Pembangunan Kilang Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Desi Angriani • 11 November 2019 16:44
Jakarta: Presiden Joko Widodo menyebut pembangunan kilang dan produksi lifting minyak harus menjadi prioritas beberapa tahun ke depan. Hal tersebut diyakini menekan ketergantungan Indonesia dalam impor BBM sekaligus mengatasi defisit neraca perdagangan.
 
"Pembangunan kilang harus menjadi prioritas dan lifting produksi minyak di dalam negeri juga harus kita tingkatkan. Fokus kita ke depan adalah bagaimana bisa menekan sebanyak mungkin, mengurangi sebanyak mungkin angka defisit yang ada," kata Jokowi memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 11 November 2019.
 
Selain pembangunan kilang, Jokowi juga mendorong perluasan penggunaan energi baru terbarukan seperti program mandatori Biodiesel (B20) hingga B100. Program ini terbukti mampu menghemat USD1,66 miliar atau setara Rp23,57 triliun dari berkurangnya impor solar selama Januari sampai Juli 2019.

"Untuk segera bisa masuk ke B30, lalu ke B100 sehingga bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap impor BBM investasi yang dilakukan ke industri," ungkapnya.
 
Di sisi lain, keran substitusi impor juga dibuka demi mengganti produk-produk impor yang membanjiri pasar Tanah Air. Termasuk menggenjot ekspor dan mengembangkan sektor pariwisata demi mendatangkan devisa.
 
"Termasuk pengembangan industri pengolahan yang selama ini bukan hanya menciptakan lapangan kerja tapi juga memastikan bahwa produk-produk yang dibutuhkan di dalam negeri dan yang diekspor bisa diproduksi di dalam negeri," pungkas dia.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya merilis neraca perdagangan untuk September mengalami defisit USD160 juta. Nilai ekspor tercatat USD14,1 miliar sementara nilai impor mencapai USD14,26 miliar.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan