Melansir Xinhua, Jumat, 13 Desember 2019, harga minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Januari naik USD0,42 menjadi USD59,18 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah brent untuk pengiriman Februari bertambah USD0,48 menjadi USD64,20 per barel di London ICE Futures Exchange.
Antara melaporkan prospek permintaan minyak telah diselimuti oleh ketegangan perdagangan AS dan Tiongkok. Serta ketidakpastian mengenai apakah putaran baru tarif AS untuk barang-barang Tiongkok akan mulai berlaku.
Kementerian perdagangan Tiongkok mengatakan Beijing dan Washington dalam komunikasi yang erat, menolak mengomentari kemungkinan langkah pembalasan jika Trump mengenakan tarif tambahan.
Harga minyak telah menguat setelah OPEC dan produsen lain, termasuk Rusia, pekan lalu sepakat untuk mengekang produksi dengan tambahan 500 ribu barel per hari pada kuartal pertama 2020.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak itu memperkirakan defisit pasar minyak kecil di tahun depan, menunjukkan pasar lebih ketat daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Sebaliknya, Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan kenaikan tajam dalam persediaan global meskipun ada perjanjian OPEC, mencatat ekspektasi untuk produksi yang lebih rendah oleh Amerika Serikat dan negara-negara non-OPEC lainnya.
Harga minyak juga didukung oleh Federal Reserve (Fed) AS yang mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada pertemuan Rabu. Bank Sentral Eropa juga mempertahankan kebijakan moneter ultra-mudah tidak berubah pada Kamis, namun menjaga pintu terbuka untuk stimulus lebih lanjut.
"Sementara harga minyak cenderung mendapat manfaat lebih tinggi dari Fed yang dovish, dolar AS yang lebih lemah, IEA menegaskan kembali bahwa meskipun ada pengurangan produksi minyak yang lebih dalam, pasar minyak kemungkinan kelebihan pasokan di paruh pertama 2020," kata Analis Minyak UBS Giovanni Staunovo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News