medcom.id, Jakarta: Pemerintah terus menggenjot penggunaan energi baru terbarukan sebagai pengganti bahan bakar minyak (BBM) yang akan habis dalam kurun waktu 11 tahun mendatang. Saat ini, energi baru yang dimiliki Indonesia memiliki jumlah dan kapasitas cukup banyak yang bila digunakan, maka akan menghemat BBM.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan, saat ini Indonesia memiliki beberapa energi baru yang dapat dimanfaatkan sebagai diversifikasi dari BBM. Energi baru tersebut adalah gas, udara, hydro, nabati, panas matahari, geothermal, nuklir dan sebagainya.
Meskipun demikian, JK meminta kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) agar menggunakan energi yang lebih bersih, murah, dan mudah sebagai energi diversifikasi. Hal ini agar energi baru dapat dimanfaatkan oleh semua pihak sehingga penggunaan energi baru benar-benar dapat dimaksimalkan untuk mengurangi penggunaan BBM.
"Bersih, murah, dan mudah atau BMM adalah energi yang harus kita kembangkan. Contohnya seperti energi hydro yang dinilai cukup bersih dan dengan harga yang paling stabil," ungkap JK, dalam Seminar Indonesia dan Diversifikasi Energi, di Hotel Borobudur, Jalan Lapangan Banteng Selatan No 1, Jakarta Pusat, Selasa (14/4/2015).
Ia menjelaskan, energi hydro bisa dikembangkan oleh pemerintah sebagai energi pengganti BBM. Pasalnya, selain bersih dan harga yang stabil, tidak semahal harga BBM, Indonesia juga memiliki ketersediaan energi hydro hingga 75 ribu megawatt (MW) saat ini.
Selain hydro, sebut JK, energi baru yang bisa dimanfaatkan sebagai diversifikasi BBM adalah energi geothermal atau panas bumi. Indonesia memiliki energi geothermal yang cukup berlimpah. Pasalnya, Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung api terbayak di dunia.
"Selama ada gunung api, pasti di situ ada energi geothermalnya. Nah kita memiliki itu sangat berlimpah. Kita juga harus kembangkan energi itu untuk diversifikasi energi," pungkas JK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News