Presiden Joko Widodo. (FOTO: MI/Panca Syurkani)
Presiden Joko Widodo. (FOTO: MI/Panca Syurkani)

Jokowi Tegaskan Belum Putuskan Skema Fasilitas Pengembangan Blok Masela

Annisa ayu artanti • 23 Februari 2016 10:33
medcom.id, Jakarta: Presiden Joko Widodo belum memutuskan skema fasilitas pengembangan blok Abadi Masela hingga saat ini. Hal ini membantah pernyataan yang dilontarkan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Rizal Ramli yang menyatakan fasilitas pembangunan kilang LNG akan digunakan di darat (onshore).
 
"Sampai saat ini Presiden Jokowi  belum memutuskan metode pembangunan Blok Masela apakah offshore atau onshore. Presiden masih mengkaji seluruh aspek proyek Masela," kata Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi, Johan Budi, dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (23/2/2016).
 
Johan menjelaskan, besarnya skala blok yang terletak di lepas pantai laut Arafura, Maluku serta kompleksitas proyek tersebut, membuat Presiden sangat berhati-hati untuk memutuskan skema fasilitas seperti apa yang akan dilakukan.

"Presiden sangat mempertimbangkan banyak aspek tidak hanya aspek komersial dan teknis, tetapi juga aspek sosial, kultur, ekonomi, sampai dengan pengembangan kawasaan setempat," jelas Johan.
 
Menurut Johan, perhatian utama Jokowi saat ini adalah bagaimana masyarakat Maluku Selatan dan Maluku keseluruhan menperoleh manfaat secara maksimal dari keberadaan proyek gas Masela tersebut.
 
"Tetapi tentu juga memberi manfaat yang maksimal bagi negara," ucap Johan.
 
Sebelumnya, Rizal Ramli menyatakan bahwasannya pemerintah telah memutuskan akan mengembangkan blok Abadi Masela menggunakan skenario pembangunan kilang LNG di darat atau onshore.
 
"Keputusan itu diambil setelah dilakukan pembahasan secara menyeluruh dan hati-hati, dengan memperhatikan masukan dari banyak pihak. Pertimbangannya, pemerintah sangat memperhatikan multiplier effects serta percepatan pembangunan ekonomi Maluku khususnya, dan Indonesia Timur pada umumnya," kata Rizal.
 
Menurutnya, dalam berbagai kesempatan Presiden Joko Widodo selalu memberi arahan, bahwa ingin melaksanakan konstitusi dengan konsekuen. Terkait pemanfaatan sumber daya alam (SDA) yang sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
 
Rizal pun menambahkan, Presiden Jokowi juga berkali-kali menegaskan, pemanfaatan ladang gas abadi Masela tidak sekadar sebagai penghasil devisa, tetapi juga harus menjadi motor percepatan pembangunan ekonomi Maluku dan Indonesia Timur.
 
Lebih lanjut, Rizal pun mengklaim, berdasarkan kajian Kemenko Maritim, biaya pembagunan kilang darat (onshore) sekitar USD16 miliar. Sedangkan jika dibangun kilang apung di laut (offshore) biayanya mencapai USD22 miliar.
 
"Dengan demikian, kilang di darat USD6 miliar lebih murah dibandingkan dengan kilang di laut," ujar Rizal Ramli.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan