Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi, Kementerian ESDM, IGN Wiratmaja Puja mengatakan, pemerintah akan memperluas konversi minyak tanah ke elpiji ke daerah timur Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, dan Papua.
"Mulai tahun ini diperluas ke provinsi yang belum terkonvernsi yaitu NTT, NTB, Maluku, Papua dan beberapa kepulauan di Kepulauan Riau. Kita akan konversi ke sana," ucap Wirat, dalam diskusi bertajuk 'Subsidi LPG di Indonesia', di Hotel Intercontinental, Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Ia mengatakan, apabila proyeksi pemerintah pada tahun ini bisa tercapai maka hal itu akan membuka kesempatan untuk berbisnis guna membuka Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) dan depo.
"Ini kesempatan yang dari dunia bisnis seperti Hiswana. Ini adalah kesempatan Ibu dan Bapak untuk membuat SPBE dan depo. Kita buka konversi di daerah yang belum terkonversi," ungkap dia.
Sementara itu, Ketua Umum Hiswana Migas Eri Purnomohadi mengungkapkan, ada kesulitan bila harus membuka bisnis di wilayah Indonesia timur seperti yang disebutkan Dirjen Migas itu. Sebab, investasi yang diperlukan untuk membuka SPBE adalah sebesar Rp20 miliar.
Selain itu, lanjutnya, belum lagi harus melakukan pembebasan tanah di wilayah timur yang tergolong sulit, karena masyarakat di sana masih menggunakan sistem tanah adat. Hambatan-hammbatan semacam ini masih tengah terjadi.
"Kalau yang di sana (wilayah timur Indonesia) investasinya besar kalau di sini saja Rp20 miliar, terus untuk bawa semen itu butuh uang juga. Tanahnya, tanah adat itu kan membebaskannya susah," pungkas Eri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News