Ilustrasi. (FOTO: MI/Panca Syurkani)
Ilustrasi. (FOTO: MI/Panca Syurkani)

PLTN Dipertimbangkan jadi Sumber Listrik

06 September 2018 11:35
Moskow: Ketersediaan dan harga listrik menjadi faktor penentu untuk menarik investasi masuk ke suatu negara. Bank Dunia bahkan memasukkan kemudahan memperoleh listrik sebagai salah satu komponen dalam menghitung peringkat kemudahan berusaha di suatu negara.
 
Berdasarkan survei Bank Dunia 2018, peringkat Indonesia dalam mengakses listrik berada di urutan ke-38 dari sebelumnya ke-49.
 
Saat ini tarif listrik Indonesia masih cukup kompetitif jika dibandingkan dengan negara lainnya di Asia Tenggara. Untuk listrik industri, harga listrik di Indonesia hanya kalah dari Vietnam.

Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Amir Rosidin menyampaikan PLN akan terus meningkatkan efisiensi pembangkit guna membuat tarif listrik di Indonesia tetap kompetitif.
 
"Namun, kami tetap hati-hati dengan Vietnam agar posisi kita tetap terjaga sebab mereka juga pasti berusaha untuk membuat tarif listrik lebih kompetitif lagi," kata Amir di Moskow, Rusia, Rabu, 5 September 2018.
 
Apalagi saat ini Vietnam telah memiliki rencana untuk mengoperasikan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Bila hal itu terealisasi, harga listrik di Vietnam akan lebih murah lagi.
 
Duta Besar Indonesia untuk Rusia Wahid Supriyadi mengatakan Indonesia sudah saatnya menjadikan PLTN sebagai alternatif sumber penyedia listrik di Indonesia. Apalagi harganya lebih murah jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lain yang menggunakan batu bara.
 
"Harga listrik dari pembangkit nuklir sekitar 4-5 sen dolar AS. Jadi lebih murah daripada energi lainnya," tutur Wahid.
 
Kepala Pusat Kajian Energi Universitas Indonesia Iwa Garniwa menerangkan teknologi PLTN saat ini telah memasuki generasi keempat. Adapun PLTN yang sering mengalami kecelakaan atau kebocoran merupakan generasi pertama dan kedua.
 
"Jadi harusnya PLTN yang dikembangkan saat ini relatif sudah lebih aman," pungkas dia.
 


 
PLTN Terapung
 
Pada kesempatan sama, produsen listrik tenaga nuklir Rusia, Rosatom, menawarkan konsep PLTN terapung bila Indonesia akan mulai menggunakan nuklir sebagai bahan bakar pembangkit listrik.
 
President of Rosatom Overseas Evgeny Pakermanov saat menerima kunjungan PLN bersama dengan tujuh rektor universitas dan pengamat energi di Moskow, kemarin, menjelaskan Rosatom tengah mengembangkan floating nuclear power plant (FNPP) pertama di dunia, yang mungkin akan sesuai bagi kebutuhan di Indonesia yang memiliki banyak pulau dan berintensitas gempa cukup tinggi.
 
"Saat ini kami sedang mengembangkan teknologi FNPP yang akan beroperasi pada 2019. Teknologi ini menjadi salah satu mitigasi dalam pengamanan penggunaan energi nuklir bagi pembangkit listrik. Kami siap bekerja sama lebih detail dengan PLN perihal teknologi ini," kata Pakermanov.
 
Rosatom memadukan energi nuklir dengan aset-aset energi ketenagalistrikan, termasuk nuclear power plant (NPP), untuk desain dan konstruksinya. Rosatom saat ini menjadi perusahaan pembangkit listrik terbesar di Rusia, dengan memproduksi 202.868 juta kwh pada 2017 atau 18,9 persen total produksi listrik di Rusia.
 
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Timur Bali dan Nusa Tenggara PLN, Djoko R Abumanan, menambahkan beberapa wilayah di Indonesia memang memiliki intensitas gempa yang banyak karena Indonesia merupakan area dari ring of fire.
 
"Karena itu, kami tertarik pada teknologi dan pengamanan dari penggunaan nuklir yang dilakukan Rosatom," tutup Djoko. (Media Indonesia)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan