Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit migas pada September 2019 sebesar USD761,8 juta dengan kecenderungan menurun dibandingkan pada September tahun lalu yang sebesar USD970,4 juta. Sedangkan defisit migas secara kumulatif Januari-September 2019 sebesar USD6,4 miliar atau menurun dari periode yang sama tahun lalu USD9,5 miliar.
"Saat ini kita mengalami CAD, defisit neraca perdagangan yang harus dibenahi. Kita harus bekerja sama ke depannya," kata Arifin di Kementerian ESDM, Rabu, 23 Oktober 2019.
Pengamat energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro berharap menteri baru bisa meningkatkan cadangan dan produksi migas.
"Utamanya meningkatkan cadangan dan produksi migas. Jika itu dapat dilakukan saya kira sudah bagus," kata Komaidi pada Medcom.id.
Selain itu, Arifin mengatakan dirinya juga akan fokus pada sektor kelistrikan yang juga menjadi hajat hidup masyarakat. Terutama untuk mempercepat penyelesaian listrik di daerah-daerah terluar dan jauh dari jangkauan.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Jepang ini mengatakan ia sangat terbuka dengan masukan-masukan yang membangun demi kebaikan Indonesia ke depannya. Ia juga mengharapkan agar seluruh jajaran bisa bekerja sama semaksimal mungkin demi meningkatkan kesejahteraan negara Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News