Aktivitas sebuah SPBU. Foto: MI/Rommy Pujianto.
Aktivitas sebuah SPBU. Foto: MI/Rommy Pujianto.

Pertamina Gandeng YLKI Pastikan Takaran dan Kualitas Layanan SPBU

Annisa ayu artanti • 22 September 2016 18:35
medcom.id, Jakarta: Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bersama PT Pertamina (Persero) akan melakukan uji petik terhadap 50 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pertamina atau 10% dari total SPBU di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Langkah itu untuk meyakinkan publik terhadap performa dan keakuratan SPBU. 
 
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan uji petik tersebut tidak hanya menguji keakuratan takaran, tapi juga mengevaluasi seluruh pelayanan SPBU. Termasuk ketersediaan toilet dan musala.
 
“Uji petik ini bertujuan agar publik terlibat dalam pengawasan SPBU yang notabene adalah public services,” ujar Tulus.
 
Menurut Tulus, dari sisi performa secara umum sudah ada perubahan secara signifikan pelayanan SPBU Pertamina. YLKI menilai sejauh ini performa fisik SPBU sudah ada perubahan dari sisi infrastruktur dan SDM. 

“Dari sisi keakuratan takaran juga sudah mengalami perubahan kendati masih harus terus ditingkatkan pelayanannya kepada konsumen," katanya.
 
Menurut Tulus, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SPBU masih dominan ke SPBU Pertamina. Hanya sebagian kecil masyarakat yang mampir ke SPBU asing. Selain harga, ada faktor nasionalisme dari masyarakat untuk memilih SPBU yang masih berbendera merah putih. 
 
"Contoh ada sentimen ke beberapa SPBU Malaysia yang saya lihat justru tutup karena tidak ada konsumennya atau berkurang," tukas dia.
 
Kepala Divisi Unit Pelaksana Teknis Metrologi Jakarta Johan Taruma Jaya menambahkan, pengawasan terhadap SPBU dilakukan ketat. Badan Metrologi bahkan terus berinovasi melakukan berbagai pengujian untuk SPBU.
 
“Selain ada tim pengawasan khusus, Pertamina secara internal mewajibkan SPBU melakukan pengujian setiap hari. Bahkan ada pengawas eksternal yang bekerja sama dengan konsultan,” kata Johan.
 
Badan Meterologi juga memonitor satu hingga dua kali setahun. Bahkan tim pengawasan akan diturunkan ke SPBU apabila ada keraguan karena tiap hari sebenarnya diuji oleh staf SPBU. 
 
"Jika terasa lebih atau kurang jauh, ini harus ditera. SPBU bisa mengontak kami dan mengajukan pemeriksaan. Misalkan baru tiga bulan dipakai tapi kami ragu, kami periksa langsung," kata Johan.
 
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan Pertamina memastikan takaran BBM di SPBU di bawah pengelolaan perusahaan akurat. Takaran diperiksa ketat, baik oleh internal perusahaan, Badan Metrologi, dan pemeriksa independen. 
 
Semua meteran pada dispenser SPBU Pertamina telah ditera oleh Balai Metrologi dan selalu diperiksa akurasinya secara berkala. Di era kompetisi dan kesadaran konsumen seperti sekarang, kata Wianda, bukan waktunya Pertamina bermain-main dengan standar takaran yang berlaku. 
 
Pertamina, kata dia, justru memastikan dengan berbagai SOP agar terpenuhi berbagai standar takaran maupun volume dan kualitas BBM dengan baik agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat,.
 
“Pertamina terbuka terhadap masukan konsumen dan semua pihak terkait dengan kualitas layanan dan kuantitas ukuran. Bagaimanapun di era persaingan bebas seperti saat ini masyarakat bisa memilih mana yang terbaik sehingga Pertamina dituntut untuk lebih meningkatkan layanannya,” kata dia.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DOR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan