Kesepakatan kerja sama tersebut ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama (Dirut) Pertamina Nicke Widyawati dengan Dirut Pelindo I Bambang Eka Cahyana, Dirut Pelindo II Elvyn G Masassya, Dirut Pelindo II Doso Agung dan Dirut Pelindo IV Farid Padang. Serta disaksikan oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno.
Rini mengatakan proses bisnis Pertamina dan Pelindo sejatinya memang saling beririsan. Pertamina dan Pelindo memiliki sumber daya, baik aset maupun unit kerja yang bisa disinergikan dan saling dimanfaatkan bersama. Sehingga diharapkan pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian Indonesia dan menciptakan efisiensi yang signifikan bagi operasional Pertamina dan Pelindo.
Menurut Rini, terlaksananya sinergi bisnis antara Pertamina dengan seluruh Pelindo dapat meningkatkan ketahanan energi nasional. Seperti diketahui, pelabuhan merupakan pintu gerbang bisnis dunia yang akan menggerakkan perekonomian nasional, dengan kerja sama ini, distribusi energi di seluruh penjuru negeri diharapkan dapat semakin efektif dan efisien.
Adapun bentuk kerja sama quick win ini di antranya penggunaan bahan bakar minyak (BBM) Pertamina di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola Pelindo, penggunaan pelumas di seluruh wilayah kerja Pelindo serta peningkatan kerja sama pelayanan pandu dan tandu. Kerja sama ini bernilai investasi sebesar Rp2,4 miliar.
"Sekarang ini investasi awalnya quick win, pemanfaatan aset Pelindo II, ada tambahan tanki penyimpanan. Yang paling utama juga Pertamina tadinya mengelola kapal sekarang semua dikelola Pelindo sehingga lebih efisien," kata Rini di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin, 18 Februari 2019.
Sementara itu Nicke mengatakan penggunaan BBM di kawasan pelabuhan yang dikelola Pelindo per tahun kurang lebih 360 Ribu KL. Sementara penggunaan pelumas kurang lebih 460 KL per tahun.
"Pertamina juga akan menindaklanjuti peningkatan kerjasama penggunaan dermaga, pelayanan pandu dan tunda," imbuh Nicke.
Secara keseluruhan, berbagai kerja sama bisnis Pertamina-Pelindo setidaknya meliputi 18 bidang antara lain pengoperasian TBBM dan Gas di Belawan dan Kuala Tanjung, Pengoperasian Terminal Dumai, Pengembangan Water Front City Pekanbaru, Optimalisasi Pelabuhan Tanjung Intan, dan Pengembangan dermaga gospier.
Selain itu, Pertamina dan Pelindo juga sepakat untuk membangun Terminal LNG Teluk Lamong, Filing Station di Banjarmasin dan pengembangan Terminal Aspal Curah Cair di Benoa, Bali.
Di wilayah Indonesia Timur, kerja sama Pertamina-Pelindo dilakukan untuk penyediaan listrik dan gas di Makasar New Port, instalasi LNG di kawasan Industri Palu, Makassar, Bitung dan Morotai, penyediaan lahan untuk Terminal Aspal di Samarinda, Makassar, dan Bitung serta penyediaan lahan untuk Terminal LPG di Balikpapan, Maumere, Ternate, Sorong, Manokwari, dan Merauke. Sementara di Gorontalo, Pertamina akan membangun fasilitas FSRU.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News