"Kita sih siap, kalau Total dan Inpex tidak mau mengambil 30 persennya. Ya Pertamina sendiri," ujar Vice Presiden Commmunication Pertamina Wianda /Pusponegoro, di Kantor Pertamina Pusat, Jakarta, Selasa (23/6/2015) malam.
Wianda menjelaskan, sampai saat ini Total dan Inpex belum memberikan tanggapan mengenai saham yang telah diputuskan pemerintah beberapa hari lalu. "Kita siap ya. Mungkin belum ada tanggapan dari Total. Dari kita menunggu secepatnya proses ini," ujar Wianda.
Menurutnya, Pertamina akan dibantu oleh tim pengkaji dan Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) untuk mengambil alih kelola blok tersebut. "Karena apabila persiapan ini tidak berjalan sesuai rencana, kalau Pertamina harus mengelola sendiri, kita siap," ungkap dia.
Saat ditanyai nasib pekerja Total dan Inpex jika tidak mau menerima saham 30 persen, Wianda menjawab Pertamina akan mengacu ambil alih Blok Offshore North West Java (ONWJ) dari British Petroleum pada 2009 lalu, di mana akan kembali memperkerjakan 100 persen pekerja sebelumnya.
"Saya mengacu pada 2009. Itu kita ambil dari BP. Mereka dulu 100 persen masuk ke pertamina. 400 orang," ungkap dia.
Ia juga menambahkan, sebelumnya Serikat Pegawai Nasional Total Indonesia (PNTI) telah bertemu dengan Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto mereka menyatakan dukungan dan kontribusinya bila Pertamina memegang penuh Blok Mahakam.
"Serikat pekerja sudah bertemu dengan dirut dan mereka mendukung Pertamina. Dan ingin berkontribusi. Kami pada intinya siap mengerjakan sendiri. Tapi kita ingin ada timeline yang jelas," jelas dia.
Sebagai informasi, 19 Juni 2015 lalu pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said hari ini telah mengumumkan hasil keputusan pemerintah terkait pembagian saham Blok Mahakam.
"Hari ini diputuskan pembagian interes Pertamina dengan pihak lain. Pertamina dan Badan Usaha Milik Daerah Kalimantan Timur sebesar 70 persen, Total Inpex 30 persen," kata Sudirman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News