Petugas melakukan pengecekan pada instalasi sumur KMJ-56 di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (3/8). ANTARA FOTO / Indrianto Eko Suwarso.
Petugas melakukan pengecekan pada instalasi sumur KMJ-56 di Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (3/8). ANTARA FOTO / Indrianto Eko Suwarso.

Optimalkan Manfaat Energi Baru Pertamina Operasikan Tiga PLTP

Renatha Swasty • 01 Maret 2016 22:37
medcom.id, Jakarta: PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) anak usaha PT Pertamina akan mengoperasikan tiga unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sepanjang tahun 2016. Pengoperasian ini untuk mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) untuk energi listrik dengan total 105 MW. 
 
Tiga unit pembangkit listrik yang bakal dioperasikan yakni unit tiga PLTP Ulubelu, Lampung berkapasitas 55 MW; unit lima PLTP Lahendong, Sulawesi Utara berkapasitas 20 MW; dan unit satu Karaha Bodas, Jawa Barat berkapasitas 30 MW.
 
Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro, mengatakan hingga akhir Februari 2016 kesiapan unit tiga PLTP Ulubelu sudah mencapai 87.68% sedang unit lima Lahendong mencapai 38,5% dan unit satu Karaha Bodas mencapai 26,59%. 

“COD (Commercial of Date)  untuk  unit tiga PLTP Ulubelu pada Agustus 2016, sedangkan   unit lima PLTP Lahendong dan unit satu PLTP Karaha Boda pada Desember 2016,” ujar Wianda dalam siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Selasa (1/3/2016). 
 
Dengan tambahan tiga unit pembangkit itu, Pertamina memiliki 597 MW yang terdiri dari PLTP Kamojang 235 MW, PLTP Lahendong 100 MW, PLTP Ulubelu 165 MW, PLTP Sibayak 12 MW, dan PLTP Lumut Balai 55 MW.
 
Sepanjang 2015-2019 Pertamina akan membangun PLTP berkapasitas 907 MW dengan investasi sekitar USD2,5 miliar. Perusahaan plat merah itu memang memprioritaskan proyek strategis sesuai dengan cetak biru (blue print) pengembangan panas bumi hingga 2019. 
 
Apalagi, Indonesia memiliki potensi panas bumi  hampir 29 ribu MW atau 40%  di dunia, namun yang termanfaatkan baru sekitar 5%. “Di saat investor lain tidak banyak tergerak karena berbagai hambatan yang dialami, kami terus berinvestasi di sektor panas bumi,” tegas Winda. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan