Senior Vice President Fuel Marketing and Distribution PT Pertamina (Persero), Suhartoko, mengakui penerapan tersebut merupakan kebijakan yang baik. Pasalnya, penggunaan campuran 15 persen biodiesel bakal menurunkan impor solar sebanyak dua juta kiloliter (kl).
"Kalau penggunaan (biodiesel) 15 persen, kira-kira akan mengurangi impor solar sekitar dua juta solar. Itu untuk PSO-nya (Public Service Obligation/subsidi)," ungkap Suhartoko, ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Sabtu (4/4/2015).
Namun sayangnya, ia tak mengungkapkan besaran nilai dari pengurangan impor solar sebanyak dua juta kl tersebut. "Ya tergantung harga ICP-nya (Indonesia Crude Price/harga minyak mentah) dikali enam bulan sudah berapa itu. Pasti besar. Belum yang non-PSO," ujar dia.
Terkait fasilitas campuran biodiesel ke solar, Suhartoko memaparkan pihaknya kini telah menyediakan fasilitas tersebut, baik di kilang maupun di fasilitas pemasarannya seperti di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
"Namun yang pasti, Pertamina siap menjalankan aturan pemerintah berapa pun yang ditetapkan," pungkas Suhartoko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News