"Minta Total tetap dilibatkan, khawatir produksi migas kita turun, yang rugi bukan hanya Kaltim, seluruh Indonesia juga rugi," ujarnya, di Hotel Santika Premiere, Jalan Aipda KS Tubun, Jakarta Barat, Senin, (13/4/2015).
Menurutnya, secara teknologi Indonesia masih tergantung dari asing, apalagi soal modalnya, sehingga jangan ada larangan kalau ada kerjasama dengan investor karena banyak investor yang menghendaki hal tersebut.
"Kami tidak menuntut seperti CPP Riau yang 50:50. Sahamnya bisa 19 persen Kaltim, 51 persen Pertamina, Total maksimal 30 persen," terangnya.
Namun demikian, dia sangat menyutujui jika operator Blok Mahakam dikuasai untuk kepentingan bangsa dengan pengelolaan diserahkan kepada Pertamina. "Blok migas dikembalikan ke negara dan negara yang tentukan, tidak ada istilah pusat dan daerah, tidak boleh ada dikotomi, yang kami tuntut pembagian yang adil," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News