Pengenalan profesi tersebut dilakukan dalam rangkaian acara IPA Convex ke-43 yang digelar di JCC, Senayan, Jakarta Pusat. VP Relation and Security Medco E&P Indonesia Drajat Panjawi mengatakan pihaknya ingin mempromosikan kembali profesi insinyur pada para generasi milenial saat ini.
Hal ini dilatarbelakangi oleh alasan insinyur bukan lagi masuk dalam pilihan cita-cita generasi milenial. Dia bilang anak "zaman now" kini lebih ingin bekerja di dunia baru seperti startup yang sedang tumbuh hingga menjadi youtubers.
"Sekarang itu anak-anak di kepalanya ingin menjadi youtubers, kerja di startup company, ingin kerja asyik. Padahal menjadi engineer itu juga mengasyikan," kata Drajat, Kamis, 5 September 2019.
Dia menekankan, Indonesia masih membutuhkan insinyur andal yang berasal dari putera dan puteri di Tanah Air untuk mengelola kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki. Apalagi, Indonesia masih memiliki banyak potensi dan cadangan migas yang belum tergarap.
Potensi yang belum tergarap ini butuh disentuh oleh sumber daya manusia (SDM) yang andal. Agar bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan migas nasional. Apalagi saat ini, Indonesia masih mengandalkan impor untuk menutup kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi oleh produksi migas nasional.
"Kita ingin memperkenalkan lagi pekerjaan yang mungkin anak zaman sekarang itu mikirnya 'oh so boring, so yesterday'. Kita ingin tunjukkan kita butuh insinyur yang andal. Jadi kenapa tidak kebutuhan ahli tersebut kita isi," tutur dia.

Dalam kesempatan ini, Medco mengundang SMA Avisena Cinere yang merupakan sekolah binaan Medco Group. Drajat bilang Medco sebagai perusahaan migas nasional terus tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang besar.
Penambahan kapasitas perusahaan, kata dia, tentu membutuhkan banyak SDM. Dengan menggenalkan profesi insinyur dan merangkul para pelajar, diharapkan bisa membuat para pelajar tertarik untuk memiliki profesi tersebut di masa mendatang.
"Kita butuh anak-anak Indonesia yang memiliki kemampuan mumpuni. Jadi mulai dari sekarang kira dekati mereka, meskipun memang enggak ada jaminan akan kerja di Medco," ujar Drajat.
Medco pun juga mengenalkan tentang penggunaan teknik chelating acidizing pada mahasiswa jurusan Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI) dan jurusan Teknik Perminyakan Universitas Trisakti. Medco menggaplikasikan teknik tersebut di Blok Rimau, Riau.
Hal tersebut direspons antusias oleh para mahasiswa. Sebab, pertukaran pengalaman (sharing experience) seperti ini diperlukan para mahasiswa yang selama di kelas hanya mendapatkan materi tanpa melihat bagaimana pengaplikasiannya di lapangan.
"Kami belum dapat materi ini, tapi ini menambah wawasan dan pengetahuan kami mengenai produksi serta pengolahan kilang yang juga menjadi kompetensi kami," kata Muhammad Alim Rafi, mahasiswa Teknik Kimia Universitas Indonesia (UI).

Dosen Teknik Perminyakan Universitas Trisakti Pauhesti yang turut menemani para mahasiswanya pun menyambut baik pertukaran pengalaman antara para ahli dan mahasiswa. Dia bilang dengan adanya pertukaran pengalaman ini makin membuka wawasan dan memperkenalkan dunia perminyakan pada mahasiswa terutama untuk tingkat awal.
"Saya pribadi mengajak anak yang masih semester tiga dan lima untuk membuka wawasan mereka kalau dunia perminyakan seperti ini. Dari sini mungkin mereka bisa mendapatkan jaringan, baik untuk kepentingan perkuliahan maupun pekerjaan di masa mendatang," jelas Pauhesti.
Dalam rangka mendukung program energi berkelanjutan, Medco menegaskan komitmennya untuk juga mengintegrasikan kepentingan masyarakat dalam kegiatan bisnis salah satunya melalui lini pendidikan.
Di lini ini, perusahaan mencoba menghadirkan mobil dan motor pintar yang merupakan perluasan dari program rumah pintar. Program ini bertujuan untuk memeratakan pendidikan dan minat baca belajar di luar sekolah melalui perpustakaan keliling.
Kemudian ada juga sekolah berstandar adiwiyata yang menerapkan prinsip peduli pada lingkungan. Serta program beasiswa pada jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News